Begitu banyak buku yang mengajarkan bagaimana menjadi
pemenang, menjadi besar, menuju sukses, dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan keberhasilan. Entah itu keberhasilan orang lain atau cara-cara menuju
kesana. Akan tetapi hampir tidak ada yang menulis tentang kegagalan, kekalahan,
ketidakberhasilan, menjadi pecundang atau sejenisnya. Kegagalan, ketidak
berhasilan, menjadi pecundang dan sejenisnya seakan akan menjadi sesuatu yang
menakutkan dan harus disingkirkan dari pikiran dan kamus kita. Dan tanpa sadar
kita telah menjadi salah satu pecundang. Mungkin saja kita berpikiran besar,
mempunyai angan-angan yang tinggi, selalu mempunyai keinginan untuk sukses.
Akan tetapi kita tidak pernah mempunyai tenaga untuk bisa mewujudkannya. Karena
kita telah menjadi salah seorang pecundang. Sebenarnya dengan mengetahui kalau
kita pecundang, mengetahui kegagalan, ketidak berhasilan atau kekurangan
kita bisa memperbaiki atau
mempelajarinya. Bukankah untuk memenangkan sesuatu kita harus mengetahui kekuatan
dan kekurangan kita? Bagaimanakah
sebenarnya ciri-ciri seorang pecundang atau orang yang gagal itu? Inilah
beberapa ciri-ciri seorang pecundang atau orang yang gagal.
Yang selalu
menyalahkan orang lain.
Seorang pecundang bila mengalami kegagalan akan selalu
menyalahkan orang lain dan membenarkan diri sendiri. Seorang atlit yang kalah
akan menyalahkan pelatihnya yang tidak memberi instruksi dengan baik atau
wasitnya yang dianggap curang; Seseorang yang putus cinta akan menuduh pacarnya
yang salah, menuduh pacarnya menyeleweng atau tidak setia, menuduh pacarnya
matre ; atau dia tidak bisa menerima dirinya sebagai lesbian dan selalu
mencari-cari alasan kenapa dia menjadi lesbian, ada yang mengatakan karena
ibunya tidak sayang dia atau karena keluarganya tidak mendidik dia dengan benar
atau karena keluarganya yang broken; dan lain sebagainya. padahal kegagalan
atau menjadi lesbian bukanlah akhir dari segalanya. Tetapi mereka tidak mencari penyebab
kegagalan itu dan memperbaiki atau menerima kegagalan dan bangkit.
Yang Selalu
menyalahkan keadaan.
Seorang pecundang akan selalu menyalahkan keadaan atas
kegagalannya. Misalnya bila dia tidak berhasil dalam hidupnya karena dia
terlahir miskin sehingga dia tidak bisa sesukses orang lain; Dia menjadi
lesbian karena lingkungannya yang mempengaruhi; Dia putus sekolah karena
suasana sekolahnya tidak menyenangkan; Dia tidak bekerja atau gagal dalam usaha
karena keadaan yang tidak berpihak kepada dia. Dia tidak diterima bekerja karena dia lesbian. Padahal
kalau dia mau berusaha pasti ada jalan, begitu banyak jalan menuju keberhasilan
kita hanya perlu keberanian untuk menggapai keberhasilan.
Yang selalu menunda
sesuatu.
Seorang pecundang akan selalu menunda pekerjaan yang bisa
dilakukan sekarang atau hari ini. Karena menganggap besok masih ada waktu dan
hari ini tidak baik untuk bekerja. Misalnya dia menunda melamar perkerjaan karena hari terlalu panas
atau sedang hujan; dia malas melakukan pekerjaan karena merasa capai dan malas.
dia selalu merasa kenapa harus buru-buru toh masih ada hari esok.
Yang selalu menunggu.
Seorang pecundang selalu menunggu kesempatan bukan mencari
kesempatan atau peluang untuk maju. Misalnya dia menunggu seseorang untuk
menawari pekerjaan bukan dia yang berusaha mencari atau melamar pekerjaan. Dia
selalu menunggu orang lain untuk bertindak untuk dia. tidak mempunyai inisiatif
untuk merubah dirinya menjadi lebih baik.
Yang selalu minta
diperhatikan
Seorang pecundang akan selalu mencari perhatian atau minta
diperhatikan dari orang-orang disekitarnya entah itu dengan tingkah lakunya
yang over atau selalu merasa dirinya tidak sehat atau sakit, misalnya setiap
hari dia selalu merasa tidak enak badan, hari ini sakit a besok sakit b padahal
diperiksakan ke dokter tidak ada penyakitnya; Dia selalu minta diperhatikan
pasangannya bila tidak dia akan merasa sakit secara fisik atau dia bertingkah
laku aneh; selalu merasa haus akan kasih sayang.
Yang selalu minta
dikasihani
Seorang pecundang akan selalu mengasihani diri sendiri
atau merasa malang nasibnya dan selalu ingin dikasihani. Dia akan selalu
menceritakan kemalangannya, kesedihannya sehingga orang akan merasa kasihan.
Dia selalu mengasihani diri sendiri karena kegagalannya atau selalu bernasib
malang. Dia merasa bahwa dirinya mempunyai banyak penyakit dan hidupnya tidak
panjang atau berumur pendek. Dia akan selalu merasa tidak ada yang mencintai
dan merasa kesepian.
Yang tidak
mempunyai semangat dalam hidupnya
Seorang pecundang akan selalu takut untuk menghadapi
tantangan, tidak mempunyai semangat untuk memperjuangkan hidupnya. Dia akan
selalu pasrah dengan keadaan dan menunggu nasib. Dia akan selalu menyalahkan
nasib atas kegagalannya bukan memperjuangkannya. Dia menantap dunia dengan
kacamata yang gelap sehingga kehidupannya selalu tersaput awan yang gelap. Dia
tidak mempunyai semangat untuk berjuang, meskipun pacar diambil orang atau
meninggalkan dia sekalipun, dia akan tetap diam dan pasrah, dia akan menganggap
bahwa itu sudah nasib.
Menjadi orang yang gagal atau pecundang itu sangat mudah
tetapi menjadi orang yang berhasil dan dapat bangkit dari kegagalan itu yang
sulit. Kadang kita tidak menyadari bahwa kita itu pecundang, karena kita
terlalu menikmati dan senang menjadi pecundang. Kita kadang takut akan
perubahan dan selalu nyaman di tempat kita berada (comfort zone). Keberhasilan
dan kegagalan semua berada ditangan kita. Apakah kita ingin berhasil atau ingin
menjadi pecundang. Keberhasilan tidak datang begitu saja dan kita tetap akan
menjadi pecundang kalau kita tidak menyadarinya dan tidak mengubahnya. Sekarang
saatnya anda bertanya pada diri sendiri, am I a Loser? Apakah kita ingin tetap
menjadi Pecundang? Mari kita mulai membangun diri untuk menjadi yang
terbaik. And never ever give up! Jangan
pernah orientasi seksualmu, kamu jadikan alasan untuk menjadi pecundang.
Because you can achieve everthing you want no matter who you are. Bangkitlah, teman-teman! You can do it!
0 comments:
Posting Komentar