Sudah beberapa kali saya
menerima konsultasi teman-teman L yang mau menikah pura-pura. Alasannya
bermacam-macam, diantaranya karena didesak terus oleh orang tua dan ortu sudah
curiga kalau mereka lesbian. Ada pula yang ingin membahagiakan orang tuanya
dengan memenuhi permintaanya. Ada pula yang mengatakan ibunya sakit dan ingin
dia segera menikah. Mereka minta dicarikan teman gay yang mempunyai kasus yang
sama untuk menikah pura-pura. Atau pria yang mau diajak menikah pura-pura.
Mereka beranggapan ini adalah jalan terbaik untuk menutupi kelesbiannya. Apakah
benar itu solusi terbaik? Bukankah itu namanya mengatasi masalah dengan
menambah masalah?
Mereka lupa bahwa menikah
bukanlah sesuatu yang sederhana dan tidak bisa dibuat pura-pura. Menikah
harusnya sebagai penyatuan cinta dua manusia bukan untuk permainan. Menikah itu
menyatukan dua keluarga besar, dua budaya yang berbeda. Orang yang saling
mencintai ketika menikah bisa terjadi keributan apalagi bila itu hanya untuk
sandiwara. Sebenarnya ide untuk menikah pura-pura itu adalah ide yang paling
konyol dan beresiko tinggi. Dibawah ini ada 7 resiko dan kemungkinan yang akan
terjadi bila menikah pura-pura buat lesbian.
Pertama adalah mencari
siapa yang mau diajak menikah pura-pura? Kalau mau mencari teman gay? Dimana?
Apa ada yang mau? Apa betul dia gay? Karena sekarang ini banyak pria yang
berpura-pura mengaku gay agar bisa menikah gratis dengan teman lesbian.
Bagaimana kalau dia minta imbalan tertentu, apakah kamu dapat memenuhi?
Kedua, apakah dia bekerja
atau tidak? Lalu siapa yang akan membiayai rumah tangga kalian? Bagaimana kalau
dia tidak mau membiayai rumah tangga kalian dan hanya menjadi parasit buat kamu
dan keluarga kamu?Dimana kalian akan tinggal? Di tempat kamu atau di rumah
keluarga dia? Kalau di rumah keluarga dia tentu kamu tidak bisa bebas melakukan
kegiatan yang kamu sukai. Kamu harus mengikuti aturan dan kebiasaan keluarga
dia. Kamu juga harus membiasakan atau beradaptasi dengan keluarga dia, Orang
tuanya, saudara-saudaranya.
Ketiga, kalau kamu belum
punya rumah sendiri berarti kamu akan tingal bersama keluarga dan akan tidur
satu kamar dengan suamimu. Kamu tidak mungkin tidur terpisah, apakah kamu siap
tidur satu ranjang dengan laki-laki? Apakah kamu siap satu kamar dengan suamimu
dengan segala kebiasaannya ketika tidur.
Keempat, Bagaimana kalau
seandainya dia bukan gay atau biseksual dan menuntut untuk berhubungan sex? Karena
kamu isteri yang sah maka dia bisa menuntut untuk berhubungan sex. Apakah kamu
siap melakukan? Bagaimana kalau ternyata dia suka melakukan kekerasan? Kalau
kamu mau melaporkan suamimu telah memperkosa kamu maka keluargamu akan marah
dan tentu melarang kamu melaporkan dan menganggap itu kewajiban isteri melayani
suami. Bayangkan kamu harus terus melayani suamimu untuk melakukan hubungan
seks. Bagaimana kalau suamimu mengidap penyakit kelamin atau beresiko mengidap HIV/AIDS?
Kelima, berapa lama kamu
mau menikah pura-pura? Setahun, dua tahun atau berapa lama? Apa yang akan kamu
katakan kepada keluargamu kalau kamu mau cerai? Alasan apa yang akan kamu
katakan? Masa baru menikah sudah minta cerai? Bagaimana perasaan GF kamu kalau
kamu menikah dengan pria meskipun itu hanya pura-pura.
Keenam, kalau kamu tidak
mau bercerai, pertanyaan lain yang akan muncul adalah kapan punya anak?
Bagaimana kalau keluarga mendesak agar kamu segera punya anak? Meminta kamu
memeriksakan diri ke dokter apakah kandunganmu baik-baik saja. Dan bagaimana
kalau suami kamu ingin punya anak? Apakah kamu sudah siap? Mungkin kamu berpikiran untuk punya anak lalu
cerai, pertanyaannya bagaimana kalau suamimu menginginkan anaknya dan tidak mau
bercerai? Apakah kamu punya sumber daya yang cukup untuk membesarkan anak
sendiri? Bagaimana kalau keluargamu melarang kamu cerai?
Ketujuh, Setelah menikah
tentu kamu tidak lagi leluasa menemui kekasihmu karena akan lebih banyak mata
yang mengawasi. Keluarga kamu, suami kamu dan keluarganya dan juga teman-teman
suami kamu. Kekasihmu belum tentu mau terus menjalin hubungan kalau kamu menikah
dengan pria. Kalau setelah menikah dan kamu cerai, keluarga kamu tentu akan
memaksa kamu kembali menikah dengan pria lain. belum lagi stigma yang harus
kamu tanggung karena perceraian itu. Kamu yang tentu akan disalahkan karena
perceraian itu.
Jadi sebaiknya tidak
memberikan harapan palsu ke orang tua atau mengatakan bahwa kamu punya pacar
laki-laki. Sebaiknya sebelum usia menikah mulai memikirkan langkah dan
menyiapkan diri dari segala kemungkinan. Usahakan menanamkan pemikiran ke orang
tua, bahwa sekolah itu penting dan kamu ingin sekolah, lalu bekerja, bukan
menikah. Persiapkan dirimu bila terjadi pemaksaan atau kekerasan di dalam
keluarga. Mulailah menabung bila kamu harus lari sementara dari rumah, kamu
mempunyai uang untuk hidup.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya seorang gay..
BalasHapusSaya sudah bekerja dan siap utk menafkahi.
Saya berdomisili di OKU Timur, Sumsel.
Mudah2n ada yg sungguh2 berminat untuk menikah dg saya,utk saling melengkapi kekurangan masing2..
Mas saya lesbian femme mencari gay buat nikah status. Saya d jkt. Apkh bs krja sama dan brsahabat
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMnt kontaknya mbak
HapusMnt kontaknya mbak
HapusSaya seorang lines, penuh dipikran saya bahwa pernikahan bukan pilihan saya.
BalasHapuspernikahan suatu ikatan yang bukan permainan, saya lines dan itu pilihan saya.
Saya menikah hanya untuk orang yang saya cintai, dan saya tidak bisa memaksa keluarga saya menerima pernikahan saya dengan seseorang yang saya ingin.
Maka saya memilih untuk sendiri, menajaga keluarga saya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBukankah pernikahan laki2 Heteroseksual dgn perempuan Lesbi jg termsk pernikahan pura2 ? Knp pura2 ? Krn dari pihak cewe gak jujur perihal orientasi seksualnya. Bgmn dari sisi pihak cowo ? Apakah jika si cewe jujur, si cowo mau menerima apa adanya ? Ataukan justru malah menceraikan ?
BalasHapusSaya pria gay tinggal di jakarta. Mencari lesbi untuk status pernikahan. Silakan menghubungi saya di kougananki01@gmail.com untuk komunikasi lebih lanjut.
BalasHapusHai, saya wanita yang sudah menjalani therapy sulih hormon. Sehingga tubuh saya menjadi lebih maskulin, walau secara biologis saya tetap wanita. Saya mencari pria yang bisa membimbing saya, untuk hubungan yang serius (menikah bila berjodoh dan cocok), kriteria seiman, baik dan bisa trima keadaan saya yang sudah saya jelaskan tadi. Kalau bisa bukan gay. Bila ada yang mau kenal lebih jauh bisa hubungi saya via BBM di DB414829 terima kasih :)
BalasHapus