Searching...
Sabtu, 17 November 2012

Apakah aku pelaku kekerasan terhadap pasangan?


Ada teman dari komunitas yang curhat kalau dia pelaku kekerasan terhadap pasangannya, padahal dia seorang aktifis. Dia menagkui kalau dia malu dengan apa yang dilakukan dan ingin berubaha tetapi setiap kali bertengkar dia selalu lepas kontrol, apalagi kalau pasangannya yang juga aktifis mulai nantangin dia untuk mukul. Adalagi teman yang juga suka melakukan kekerasan terhadap pasangannya dan setelah melakukan dia selalu menangis dan menyesal, tetapi terus berulang dan dilakukan lagi. Dia sendiri merasa kasihan dengan pasangannya yang sampai biru wajahnya dan sekarang ini dia jadi takut untuk berelasi karena takut akan melakukan kekerasan lagi.

Kekerasan adalah kekerasan, kita tidak boleh mencari alasan untuk membenarkan tindakan itu. seringkali kita menjadi pelaku dan tidak menyadari bahwa yang kita lakukan itu salah karena kita selalu mencari alasan pembenaran kenapa kita melakukan itu. begitu juga dengan korban kekerasan yang selalu memaafkan pelaku dan mencarikan alasan kenapa dia melakukan itu. Korban seringkali mempunyai kecenderungan bahwa pelaku melakukan itu karena dia yang salah dan menjadi penyebab. Banyak sekali tulisan yang menulis tentang kekerasan dalam berelasi. Tetapi apakah sebenarnya pelaku bisa sembuh atau berhenti untuk melakukan kekerasan? Apakah kamu pelaku kekerasan? Atau mempunyai kecenderungan untuk menjadi pelaku? Temukan tanda-tanda atau gejalanya dan mulai belajar untuk mengendalikan dirimu, emosimu.

Perlu kerja keras dan kemauan yang kuat untuk bisa berhenti menjadi pelaku kekerasan. Apalagi kalau sudah sering melakukan dan menjadi kebiasaan atau reflek, setiap kali terjadi pertengkaran selalu langsung main tangan. Kamu harus menyadari bahwa apa yang kamu lakukan itu adalah salah, bahwa kamu bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan dan kamu benar-benar ingin berubah. Bahwa apa yang kamu lakukan bukan kesalahan orang lain dan apa yang mereka lakukan.

Pertama : coba ingat kapan pertama kali kamu melakukan kekerasan terhadap pasangan? Apa yang memicu kamu untuk melakukan itu? coba ingat apakah kamu memang suka melakukan kekerasan sejak kecil? misalnya suka menyiksa binatang? suka memukul teman sepermainan? Atau kamu pernah menjadi korban kekerasan waktu kecil? atau kamu sering menyaksikan ayah kamu melakukan kekerasan terhadap ibumu atau kamu sendiri? Apakah kamu seorang yang rendah diri, suka menarik diri? Apakah kamu mempunyai gangguan psikologis? Kalau kamu pernah mengalami semua itu diatas, mungkin ada baiknya kamu segera mencari pertolongan professional dan mengikuti terapi. Kalau kamu tidak pernah mengalami itu semua, kamu masih punya harapan untuk sembuh dan melanjutakan membaca artikel ini.

Kedua : Kenali gejalanya. Biasanya kekerasan selalu didahului dengan pertengkaran secara verbal. Atau kamu mulai marah akan sesuatu, entah itu karena cemburu, merasa diabaikan pasangan, tidak suka dengan sikap pasangan, atau kekesalan lainnya yang membuat kamu jadi marah dan ingin melakukan kekerasan. Kekerasan bisa secara langsung dan tidak langsung. Tidak langsung misalnya kamu mulai membentak, memaki dan mengeluarkan segala umpatan, menyamakan dengan semua penghuni kebun binatang, lalu  kamu mulai membanting HP pasangan, membanting gelas, piring, asbak, pintu atau lainnya. Sebagai pasangan juga perlu mengenali gejala-gejala ini dan membicarkan bila keadaan sudah dingin atau tenang. Mulai sama-sama mencari solusi bersama-sama dan buat kesepakatan.

Ketiga : Bila kamu sudah mengenali gejalanya dan tahu. Bila keadaan ini muncul, segera berhenti atau break pattern.  Kamu atau pasangan bisa melakukan pengalihan, misalnya : kamu ke kamar mandi siram tubuh dan kepalamu dengan air dingin, minum air es. Atau beritahu pasangan atau minta pasanganmu bila dalam keadaan tenang untuk meninggalkan kamu bila sedang marah. Bisa mengunci kamu dalam kamar atau mengunci dirinya dalam kamar atau keluar rumah. Ingat pikiran itu kadang bisa jadi sangat penuh tipu muslihat yang bermaksud melindungi diri sendiri. Jadi kamu harus mempunyai kemauan dan kekuatan untuk mengendalikan. Tetap waras dan sadar meskipun sedang marah sekalipun.

Keempat : sama-sama mengevaluasi perilaku pasangan yang melakukan kekerasan, bila dia bisa mengendalikan diri beri dia penghargaan atau kamu harus memberi penghargaan pada diri sendiri kalau kamu bisa mengendalikan emosimu. Atau bisa memberikan dia sanksi atau denda bila dia melakukan kekerasan, kesepakatan ini dilakukan bersama demi membantu pelaku kekerasan. Pelaku harus menerima konsekuensi dan belajar berhenti menyalahkan orang lain atas apa yang dia lakukan. Harus mempunyai komitmen yang kuat untuk berubah dan terus belajar mengendalikan emosi.

Kelima : sama-sama belajar menghargai pasangan, tidak saling menghina, merendahkan atau menyalahkan satu sama lain, atau merasa paling berjasa, paling baik, paling benar atas pasangan. Meningkatkan komunikasi yang sehat tidak saling menyalahkan bila sedang ada masalah tetapi bersama-sama mencari jalan keluar atas masalah tersebut. Harus sama-sama sepakat bahwa relasi mereka itu setara tidak ada yang lebih kuat atau lebih lemah, tidak ada menang atau kalah,  atau siapa yang berkuasa satu sama lain. sama-sama menghargai masa lalu masing-masing dan sama-sama punya keiginan untuk lebih baik dimasa depan.

Keenam : sama-sama belajar menciptakan suasana yang menyenangkan dalam berelasi, selalu berpikiran positif dan mempunyai kemauan untuk terus meningkatkan hubungan. Berani mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan. Tidak mengedepankan emosi bila terjadi kesalahpahaman tetapi mencoba mengkomunikasikan bila ada yang tidak berkenan. Tidak memaksakan kehendak terhadap pasangan, menghargai pendapat dan keinginan pasangan. Bila ada ketidakcocokan sama-sama mencari solusi terbaik.

Kalau kamu yakin dan tahu bahwa kamu bukan penderita gangguan psikologis yang menyebabkan kamu melakukakn kekerasan dan mempunyai kemauan yang keras untuk berubah maka kamu masih mempunyai harapan menjadi manusia yang lebih baik dan berhenti menjadi pelaku kekerasan. Perlu diingat bahwa menjalin relasi dengan orang lain adalah sebuah kesepakatan antara dua orang. Pasanganmu itu bukan benda atau barang yang bisa dihancurkan tanpa merasakan. Pasangan itu untuk dicintai bukan disakit atau dipukuli. So, Stop to Violence!  

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!