Ani dan
Anna setelah berpacaran hampir satu tahun jadi sering bertengkar. Ani merasa Anna
terlalu cuek dan lupa kalo punya pacar. Sedangkan Anna merasa Ani terlalu suka
meributkan hal-hal kecil. “Masa, aku lagi repot kerja harus sms dia dan dia
jadi marah karena aku tidak balas smsnya”Kata Anna. Adalagi teman yang merasa
kesal dengan pasangannya yang selalu suka ngatur-ngatur dia, mulai dari cara
berpakaian sampai lainnya. Beda lagi dengan Rita dan Rini, Rita sering merasa
kesal dengan Rini sebab setiap mereka ada masalah dia selalu saja pergi begitu
saja tanpa berusaha mau menyelesaikan masalah. Sedangkan Desi selalu merasa
kesal sama Dewi karena dia selalu sering disalahin dengan muka yang begitu
jutek. Desi selalu merasa ditekan dan diserang kalau mereka sedang marahan.
Ketika
kita baru jadian semua terasa indah dan perbedaan tidak terlihat. Semua tampak
baik-baik saja dan perbedaan dianggap hal yang biasa, sambil berharap nanti dia akan berubah. Perbedaan
dianggap sesuatu yang cute dan lucu karena kita masih mengalami eforia rasa cinta dan tidak terlalu
rasional. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan ketika emosi yang
menggebu-gebu sudah mulai reda semua jadi tampak lebih jelas. Menyatukan kdeua
kepribadian yang berbeda memang tidak gampang, butuh waktu untuk saling
menyesuaikan dan kebesaran hati untuk saling menerima. Kita kadang selalu ingin
dimengerti tetapi apakah kita sudah berusaha mengerti pasangan kita? Setiap
orang mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap sebuah relasi. Dibawah ini
ada beberapa tipe bagaimana seseorang melihat sebuah relasi, yang saya rangkum
dari berbagai sumber, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dan bisa
meningkatkan sebuah hubungan.
The Pleaser : Orang the pleaser biasanya menempatkan “Kita” diatas “Aku” mempunyai
pandangan “apa yang menjadi milikku adalah milik kita bersama” dia suka sekali
hidup sesuai aturan, kadang dia membagi peran dalam berelasi sesuai gander.
Misalnya : Femme yang bagian masak atau dianggap sebagai isteri. Sedangkan
Butch sebagai suami atau pelindung. Tipe ini biasanya tidak terlalu suka perubahan dan suka segala sesuatu
yang rutin meskipun tidak harus selalu. Mereka cenderung berpikir kalau
hubungan itu tidak rusak kenapa harus diperbaiki? Yang mungkin akan menyebabkan
hubungan itu monoton tetapi tipe ini biasanya tipe yang setia dan bisa
dihandalkan.
The One-upper adalah orang suka mengajak pasangan untuk
berargumen. Ketika mencoba berempati dengan pandangan atau pendapat pasangan, tiba-tiba dia loncat membujuk pasangan bahwa
pandangan dirinyalah
yang benar. Bila berdebat dia
cenderung menjadi berapi-api, tetapi tidak menutup kemungkinan dia dapat
menyelesaikan konflik karena dia sangat terbuka dalam menyampaikan perasaannya
baik itu perasaan positif ataupun negative. Mereka cenderung analitis dan jujur
dalam melihat permasalahan yang dapat membuat hubungan itu menjadi lebih baik.
Tetapi dia kadang juga bisa terjebak dalam mode konflik yang mana akan
menyebabkan pertengkaran yang terus menerus. Karena dia suka menganalisa
dan berargumantasi.
The Avoiders orang yang cenderung menyangkal kalau
hubungannya sedang bermasalah, atau mereka mengakui kalau hubungannya ada
masalah tetapi hanya menyelesaikan pada permukaannya saja. Daripada menangani
masalah yang ada, tipe ini sering setuju saja dengan ketidaksetujuannya.
Komunikasi dengan mereka sering mengambang tanpa ada hasil yang dicapai.
Kebiasaan terbesar Avoiders adalah waktu untuk diri sendiri dan mereka akan
melakukan apa saja untuk menghindari konflik karena mereka lebih memilih
suasana yang tenang dan menyenangkan. Hubungan dengan Avoiders jarang berakhir
dengan perpisahan karena mereka memeliki tingkat toleransi dan menghormati
orang yang mereka cintai. Namun mereka jarang berbagi perasaan mereka yang
sebenarnya, apalagi bila mereka mengalami masalah serius sebelumnya, mereka
tidak tahu bagaimana mengelolah konflik secara efektif dan hubungan mereka akan
mengambang tidak jelas yang menyebabkan penderitaan keduanya.
The Catastrophizer
mempunyai kecendrungan untuk
selalu melemparkan perasaan kesalnya ke pasangannya dan sering menolak untuk
disalahkan. Bila mereka sedang kesal, mereka akan menyerang pasangannya dengan
kata-kata “Kamu selalu…. Atau Kamu tidak pernah… dan selalu menampakan mimik yang negative dan suara yang
menyerang. Tipe ini bila menghadapi sebuah situasi selalu melihatnya dengan
negative. Misalnya bila
janjian dan pasangan terlambat dia akan mengatakan pasangannya itu selalu
terlambat, tidak peduli dengan dia dan lebih mementingkan pekerjaan atau orang
lain dan akan menjadi panjang dan merembet ke hal lainnya. Dia selalu melihat
segala sesuatu dari kacamatanya sendiri dan tidak menyenangkan bahkan bisa
meningkatkan kemarahannya.
Setelah
kita mengenal beberapa tipe orang dalam melihat sebuah relasi, sekarang mari
kita mengenal beberapa tipe dalam berpasangan.
PERFECTIONIST : Orang Perfectionist sangat peduli dengan menjadi baik, mengoreksi kesalahan, melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan menjadikan segala sesuatu dengan benar. Mereka sering menuruti suara hati untuk
melakukan sesuatu yang benar. Tetapi kata hati ini sering menguasai dan
cenderung menimbulkan ketegangan dalam diri, merasa bersalah dan kuatir. Mereka
focus pada apa yang baik dan benar dalam sebuah relasi. Perasaan “Seharusnya
begini” sering disuarakan Perfectionist, cenderung memandang apa yang kelihatan
baik buat sebuah relasi yang akhirnya melakukan seperti cara mereka. Dalam soal
kebernaran, orang perfectionist kelihatan seperti paling tahu dan orang lain
seperti tidak mengerti,
ditolak, inferior. Mereka cenderung melihat secara hitam dan putih. Ini
menciptakan perasaan stress dan perasaan berusaha untuk menguasai dan
mengurangi kebahagian. Pasangan perfectionist akan sering berharap untuk lebih
santai dan mudah. Mereka akan merindukan
pendekatan yang fleksibel. Untuk menghadapi orang seperti ini diperlukan
kesabaran dan kasih sayang. Menghadapi mereka mungkin bisa mulai dengan
pertanyaan “Kamu mau sesuatu yang benar atau mau bahagia? Ini akan membantu
mereka melihat cara yang berbeda dan melakukan dengan benar.
GIVER : A
Giver fokus pada memenuhi kebutuhan orang
lain. mereka percaya, mereka akan mendapatkan cinta dan koneksi dengan cara
ini. mereka cenderung memberi secara berlebihan, tapi jarang meminta apa yang mereka inginkan atau
butuhkan. Sehingga mereka sedikit mendapatkan timbal balik yang menyebabkan
perasaan kesal dan kadang gampang menangis. Mereka atau pasangan sering merasa
kewalahan dengan perasaan atau luapan emosinya. Seorang Givers sering
mencurahkan tenaganya untuk meningkatkan hubungan dengan memberi, yang mana pasangan akan melihat
sebagai sesuatu yang berlebihan, tidak seimbang
dan mungkin akan menganggap sebagai manipulative sehingga menyebabkan orang
lain takut. Kebanyakan mereka menemukan perbedaan dalam berelasi, yang satu
ingin menjadi lebih dekat tetapi yang satu ingin mempunyai space untuk diri
mereka. Dan ini akan membuat The Givers jadi menderita, merasa ditolak, merasa
diabaikan dan merasa kehilangan. Mereka harus diajarkan untuk menahan diri dan
tidak terlalu tergantung akan kedekatan. Mengajarkan pada mereka untuk meberi
pada diri sendiri, memenuhi kebutuhannya sendiri dan mencintai diri sendiri
lebih banyak.
PERFORMER : perhatiannya pada apa yang dikerjakan dan bagaimana
menyelesaikannya dengan baik. Mereka didorong oleh kebutuhan untuk sukses, mereka percaya bahwa cinta dan penerimaan
didasarkan pada apa yang mereka lakukan, performance mereka, pencintraan, pencapaian
prestasi dan keberhasilan mereka. Dengan dorongan yang tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan, mereka sering mengesampingkan perasaannya sendiri dan
perasaan orang lain yang mengakibatkan masalah bagi relasi mereka. Prsetasi
sering dijadikan patokan buat mereka. Ini yang membuat mereka tergantung dengan
pendapat orang lain, pengakuan orang lain akan keberhasilannya. Dalam berelasi,
pasangan merasa tidak diperhatikan karena perasaan mereka diabaikan oleh
Performer. Performer sering mengabaikan soal perasaan dan merasa tidak nyaman
bila harus berhubungan dengan emosi sehingga mereka sering kehilangan koneksi
emosi dan makin membuat dia jadi gila bekerja. Mereka harus diajarkan bagaimana
mengenal dan mengahrgai perasaanya dan berbagi dengan apa yang dirasakan.
Belajar untuk menerima dirinya apa adanya bukan dari apa yang dilakukan,
menghargai pentingnya emosi ankan hidup dan cinta.
ROMANTIC : sesuai dengan namanya dia selalu mencari
sesuatu yang menghubungkan dia dengan sesuatu yang ideal, indah dan
romantis. Karena itu mereka jadi
sering kecewa dengan kehidupan
dan merasa ada yang hilang. Mereka sering tidak puas, mereka merindukan sesuatu
yang istimewa dan percaya akan terpenuhi suatu saat. Dalam berelasi dia mencari seseorang
yang special dan unik,
mereka sering kena syndrome “rumput tetangga lebih hijau”. Mereka tertarik
dengan yang jauh dan tidak nyata, tetapi ketika sudah mendapatkan dan mapan mereka jadi bosan, lalu
mencari apa yang hilang atau kekurangan orang lain. Oleh karena itu mereka susah untuk dibahagiakan.
Mereka cenderung mencari sesuatu yang lebih dan kedalam emosi dalam berelasi,
dan pasangan kesulitan memuasakan keinginannya. Mereka sering merasa dirinya
istimewa, beda dengan yang lain tetapi bisa saja tiba tiba berubah merasa tidak cocok, sering
mendramatiskan keadaan, merasa ditolak, diabaikan, cemburu dan iri. Perasaannya sering berubah-ubah seperti
ayunan, orang sering mengalami kesulitan dengan perasaannya yang berubah-ubah.
Orang lain juga sering merasa ditolak dan dianggap tidak cukup baik. Mereka
harus diajarkan untuk melihat kehidupan dengan lebih positif dan berhenti
mencari-cari apa yang hilang. Belajar mengendalikan emosinya yang sering
berubah-ubah.
OBSERVER : orang Observer lebih suka jadi pengamat dan punya
kecenderungan untuk melindungi dirinya dari gangguan atau tuntutan orang lain.
mereka sangat menghargai privacy, mereka membutuhkan waktu untuk diri sendiri.
Mereka cenderung melindungi dari perasaan baik diri sendiri atau orang lain,
menghindari terlibat secara emosi dan menganggap emosinya tidak penting. Hal
ini membuat mereka sering merasa terisolasi dan kesepian. Mereka cenderung
membutuhkan ruang untuk dirinya dan kadang menjadi terjebak didalamanya. Orang
lain sering menganggap dia tidak ada, penyendiri dan berusaha membuat dia
terbuka akan perasaannya. Mereka harus diajari untuk terlibat, terbuka dan
berani berbicara. Menarik dia keluar dari kotak dan membicarakan perasaannya.
LOYAL SKEPTIC orang loyal skeptis selalu mencari sesuatu yang pasti dan aman. Dan
kadang cenderung merasa tidak aman. Dan berusaha untuk melawan rasa takutnya.
Mereka cenderung untuk waspada. Mereka sering meragukan banyak hal, sehingga
kadang sering salah persepsi atau cenderung tidak percaya dengan orang lain. Mereka
juga akan mengalami kesulitan bila memilik pasangan yang suka mengatur. Mereka
bisa sangat setia atau patuh atau bisa menjadi sebaliknya sangat memberontak
dan melawan. Kadang selalu merasa bahaya ada dimana-mana. Yang menyebakan
mereka menjadi cemas dan takut dan makin waspada. Mereka kadang melihat masa
depan dengan pandangan yang negatif dan bisa menjadi sesuatu yang buruk.
Misalnya menganggap hubungan lesbian itu tidak pasti dan pasti akan putus,
tidak abadi dan lainnya. Mereka selalu membayangkan sesuatu yang buruk yang
akan terjadi dengan hubungannya. Mereka harus diajari menerima elajar menerima
ketidakpastian. Mulai fokus pada aspek positif dari kehidupan, kualitas positif
pada orang lain. Kemampuan untuk percaya akan dibantu oleh internal mengajukan
pertanyaan "Bagaimana jika apa yang saya pikir saya lihat di sini adalah
tidak nyata?" - Dan kemudian menenang diri.
EPICURE orangnya
cenderung sensitif dan merasa dunia terlalu banyak membatasi. Mereka mencoba
untuk menyimpan sebanyak mungkin pilihan yang tersedia, untuk menghindari pembatasan
atau rasa yang menyakitkan. Mereka cenderung mencari kesenangan. Mereka terus
fokus pada kegiatan yang menyenangkan, dan menikmatinya. Sering membayangkan
banyak kemungkinan menarik di masa depan. Hal ini menjadi sumber utama
gangguan, pengalihan dari tujuan yang lebih dalam dan komitmen. Orang Epicure
adalah master dalam reframing negatif sebagai positif. Mencoba untuk tetap
merasa bahagia, dan mencoba melarikan diri dari pembatasan atau sakit. Dalam
"koneksi vs ruang" di sebuah relasi, orang Epicure biasanya akan menjadi orang yang
merasa terjebak dalam sebuah relasi dan akan membutuhkan lebih banyak ruang
untuk dirinya sendiri. Mereka sering menghindari rasa negatif, pasangan akan
merasa ditolak dan tidak dipedulikan oleh mereka. Mereka sering menghindar dan
melarikan diri dari rasa yang akan menyakitkan. Mereka tidak pernah belajar
untuk menerima dan merasakan sakit itu sehingga sering jatuh pada masalah yang
sama. Dalam berelasi, dia akan lebih dulu memutuskan sebuah relasi daripada
psangan yang memutuskan hubungan. Dia tidak ingin merasa sakit karena diputus
oleh pasangan. Mereka harus belajar menyadari apa rasa sakit dan tidak melarikan
diri dari rasa sakit sebenarnya. Belajar untuk tinggal dengan satu hal dan
mengatasi perasaan terjebak dan tidak perlu untuk melarikan diri. Coba
merasakan, apakah menyakitkan itu atau menyenangkan, merangsang atau
membosankan
PROTECTOR cenderung melihat dunia sebagai tempat yang
sulit, di mana seseorang harus menjadi kuat atau tangguh. Bagaimana mereka
merasa dilindungi dan dihormati. Kecenderungannya
untuk selalu mengontrol situasi yang mengakibatkan sering terjadi konflik.
Mereka gampang sekali terpancing dan menjadi marah. Mereka memiliki beberap reaksi
yang berbeda dalam mengahdapi masalah. Kadang dia bisa melawan, kadang menarik
diri atau menghindar dan merasa tidak dihargai. Hasilnya dia akan menjadi marah. Mereka selalu menanamkan pada diri sendiri
untuk tidak takut. Cenderung berekasi berlebihan. Kadang cenderung mengatasi
masalah tanpa melihat pokok persoalan yang hasilnya membuat mereka salah dan terjebak
dalam masalah itu sendiri. Orang disekitarnya sering merasa terintimidasi atau
terganggu oleh sikap mereka. Pasangan sering merasa mereka kurang lembut, tidak
perhatian dan tidak sensitif. Mereka cenderung menyembunyikan kelemahannya.
Mereka harus belajar untuk sadar akan dirinya dan mengendalikannya. Mereka
harus menyadari kekuatan yang sebenarnya dan terbuka terhadap orang lain.
MEDIATOR seorang
mediator mempunyai kecenderungan menahan pendapatnya dan berusaha untuk
mengabungkan pendapatnya dengan pendapat orang lain. Berusaha untuk mengerti
keinginan orang lain. Dengan cara ini mereka berusaha mendapatkan cinta dan
diterima oleh orang lain. Mereka sering menderita kehilangan diri sendiri
karena cenderung menyenangkan orang lain. Mereka jarang melihat keinginan diri
mereka sendiri tapi lebih sering menyuarakan keinginan orang lain. Mereka cepat
sekali menyetujui pendapat orang lain agar bisa bersama dengan mereka yang pada
akhirnya jadi tidak suka dan melawan mereka. Hal ini membuat orang lain marah
dan ini membuat seorang mediator merasa tidak enak. Mereka cenderung
menghindari masalah dan berusaha mengabaikan rasa tidak sukanya. Dalam berelasi
mereka sulit mengekpresikan perasaannya atau kebutuhannya dan sulit membuat
keputusan. Mereka fokus pada kenyamanan. Karena kebutuhan akan rasa aman dan
nyaman mereka jadi sering menghindari konflik. Mereka tidak mengatakan apa yang
dia rasakan atau butuhkan karena takut untuk ditolak atau takut akan terjadi
konflik. Mereka harus belajar untuk berani mengungkapkan apa yang dipikirkan
atau dirasakan. Belajar untuk tetap
nyaman meskipun ada konflik dan belajar berani mengatakan tidak.
Tulisan ini
mungkin tidak mutlak sama persis, karena manusia itu unik dan kadang berubah.
Tidak ada kamus yang bisa seratus persen benar untuk menilai karakter seseorang.
Tidak ada panduan yang tepat untuk bisa mengenal pasangan. Tapi yang ada adalah
berusaha menerima pasangan apa adanya, berempati dan berusaha mengerti satu
sama lain. Setiap orang selalu punya masalah, setiap relasi pasti ada pasang
surutnya. Hanya keinginan dan kemauan dari kedua belah pihak yang bisa
mempertahankan sebuah hubungan.
0 comments:
Posting Komentar