Searching...
Jumat, 28 Juni 2013

Kau Begini Aku Begitu..

Ani dan Anna setelah berpacaran hampir satu tahun jadi sering bertengkar. Ani merasa Anna terlalu cuek dan lupa kalo punya pacar. Sedangkan Anna merasa Ani terlalu suka meributkan hal-hal kecil. “Masa, aku lagi repot kerja harus sms dia dan dia jadi marah karena aku tidak balas smsnya”Kata Anna. Adalagi teman yang merasa kesal dengan pasangannya yang selalu suka ngatur-ngatur dia, mulai dari cara berpakaian sampai lainnya. Beda lagi dengan Rita dan Rini, Rita sering merasa kesal dengan Rini sebab setiap mereka ada masalah dia selalu saja pergi begitu saja tanpa berusaha mau menyelesaikan masalah. Sedangkan Desi selalu merasa kesal sama Dewi karena dia selalu sering disalahin dengan muka yang begitu jutek. Desi selalu merasa ditekan dan diserang kalau mereka sedang marahan.

Ketika kita baru jadian semua terasa indah dan perbedaan tidak terlihat. Semua tampak baik-baik saja dan perbedaan dianggap hal yang biasa, sambil berharap nanti dia akan berubah. Perbedaan dianggap sesuatu yang cute dan lucu karena kita masih mengalami eforia rasa cinta dan tidak terlalu rasional. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan ketika emosi yang menggebu-gebu sudah mulai reda semua jadi tampak lebih jelas. Menyatukan kdeua kepribadian yang berbeda memang tidak gampang, butuh waktu untuk saling menyesuaikan dan kebesaran hati untuk saling menerima. Kita kadang selalu ingin dimengerti tetapi apakah kita sudah berusaha mengerti pasangan kita? Setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap sebuah relasi. Dibawah ini ada beberapa tipe bagaimana seseorang melihat sebuah relasi, yang saya rangkum dari berbagai sumber, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dan bisa meningkatkan sebuah hubungan.

The Pleaser : Orang the pleaser biasanya menempatkan “Kita” diatas “Aku” mempunyai pandangan “apa yang menjadi milikku adalah milik kita bersama” dia suka sekali hidup sesuai aturan, kadang dia membagi peran dalam berelasi sesuai gander. Misalnya : Femme yang bagian masak atau dianggap sebagai isteri. Sedangkan Butch sebagai suami atau pelindung. Tipe ini biasanya tidak terlalu suka perubahan dan suka segala sesuatu yang rutin meskipun tidak harus selalu. Mereka cenderung berpikir kalau hubungan itu tidak rusak kenapa harus diperbaiki? Yang mungkin akan menyebabkan hubungan itu monoton tetapi tipe ini biasanya tipe yang setia dan bisa dihandalkan.

The One-upper adalah orang suka mengajak pasangan untuk berargumen. Ketika mencoba berempati dengan pandangan atau pendapat pasangan, tiba-tiba dia loncat membujuk pasangan bahwa pandangan dirinyalah yang benar. Bila berdebat dia cenderung menjadi berapi-api, tetapi tidak menutup kemungkinan dia dapat menyelesaikan konflik karena dia sangat terbuka dalam menyampaikan perasaannya baik itu perasaan positif ataupun negative. Mereka cenderung analitis dan jujur dalam melihat permasalahan yang dapat membuat hubungan itu menjadi lebih baik. Tetapi dia kadang juga bisa terjebak dalam mode konflik yang mana akan menyebabkan pertengkaran yang terus menerus. Karena dia suka menganalisa dan berargumantasi.

The Avoiders orang yang cenderung menyangkal kalau hubungannya sedang bermasalah, atau mereka mengakui kalau hubungannya ada masalah tetapi hanya menyelesaikan pada permukaannya saja. Daripada menangani masalah yang ada, tipe ini sering setuju saja dengan ketidaksetujuannya. Komunikasi dengan mereka sering mengambang tanpa ada hasil yang dicapai. Kebiasaan terbesar Avoiders adalah waktu untuk diri sendiri dan mereka akan melakukan apa saja untuk menghindari konflik karena mereka lebih memilih suasana yang tenang dan menyenangkan. Hubungan dengan Avoiders jarang berakhir dengan perpisahan karena mereka memeliki tingkat toleransi dan menghormati orang yang mereka cintai. Namun mereka jarang berbagi perasaan mereka yang sebenarnya, apalagi bila mereka mengalami masalah serius sebelumnya, mereka tidak tahu bagaimana mengelolah konflik secara efektif dan hubungan mereka akan mengambang tidak jelas yang menyebabkan penderitaan keduanya

The Catastrophizer mempunyai kecendrungan untuk selalu melemparkan perasaan kesalnya ke pasangannya dan sering menolak untuk disalahkan. Bila mereka sedang kesal, mereka akan menyerang pasangannya dengan kata-kata “Kamu selalu…. Atau Kamu tidak pernah… dan selalu menampakan mimik yang negative dan suara yang menyerang. Tipe ini bila menghadapi sebuah situasi selalu melihatnya dengan negative. Misalnya bila janjian dan pasangan terlambat dia akan mengatakan pasangannya itu selalu terlambat, tidak peduli dengan dia dan lebih mementingkan pekerjaan atau orang lain dan akan menjadi panjang dan merembet ke hal lainnya. Dia selalu melihat segala sesuatu dari kacamatanya sendiri dan tidak menyenangkan bahkan bisa meningkatkan kemarahannya.

Setelah kita mengenal beberapa tipe orang dalam melihat sebuah relasi, sekarang mari kita mengenal beberapa tipe dalam berpasangan.

PERFECTIONIST : Orang Perfectionist sangat peduli dengan menjadi baik, mengoreksi kesalahan, melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan menjadikan segala sesuatu dengan benar. Mereka sering menuruti suara hati untuk melakukan sesuatu yang benar. Tetapi kata hati ini sering menguasai dan cenderung menimbulkan ketegangan dalam diri, merasa bersalah dan kuatir. Mereka focus pada apa yang baik dan benar dalam sebuah relasi. Perasaan “Seharusnya begini” sering disuarakan Perfectionist, cenderung memandang apa yang kelihatan baik buat sebuah relasi yang akhirnya melakukan seperti cara mereka. Dalam soal kebernaran, orang perfectionist kelihatan seperti paling tahu dan orang lain seperti tidak mengerti, ditolak, inferior. Mereka cenderung melihat secara hitam dan putih. Ini menciptakan perasaan stress dan perasaan berusaha untuk menguasai dan mengurangi kebahagian. Pasangan perfectionist akan sering berharap untuk lebih santai dan mudah.  Mereka akan merindukan pendekatan yang fleksibel. Untuk menghadapi orang seperti ini diperlukan kesabaran dan kasih sayang. Menghadapi mereka mungkin bisa mulai dengan pertanyaan “Kamu mau sesuatu yang benar atau mau bahagia? Ini akan membantu mereka melihat cara yang berbeda dan melakukan dengan benar.

GIVER : A Giver fokus pada memenuhi kebutuhan orang lain. mereka percaya, mereka akan mendapatkan cinta dan koneksi dengan cara ini. mereka cenderung memberi secara berlebihan, tapi jarang meminta apa yang mereka inginkan atau butuhkan. Sehingga mereka sedikit mendapatkan timbal balik yang menyebabkan perasaan kesal dan kadang gampang menangis. Mereka atau pasangan sering merasa kewalahan dengan perasaan atau luapan emosinya. Seorang Givers sering mencurahkan tenaganya untuk meningkatkan hubungan dengan memberi, yang mana pasangan akan melihat sebagai sesuatu yang berlebihan, tidak seimbang dan mungkin akan menganggap sebagai manipulative sehingga menyebabkan orang lain takut. Kebanyakan mereka menemukan perbedaan dalam berelasi, yang satu ingin menjadi lebih dekat tetapi yang satu ingin mempunyai space untuk diri mereka. Dan ini akan membuat The Givers jadi menderita, merasa ditolak, merasa diabaikan dan merasa kehilangan. Mereka harus diajarkan untuk menahan diri dan tidak terlalu tergantung akan kedekatan. Mengajarkan pada mereka untuk meberi pada diri sendiri, memenuhi kebutuhannya sendiri dan mencintai diri sendiri lebih banyak.

PERFORMER : perhatiannya pada apa yang dikerjakan dan bagaimana menyelesaikannya dengan baik. Mereka didorong oleh kebutuhan untuk sukses, mereka percaya bahwa cinta dan penerimaan didasarkan pada apa yang mereka lakukan, performance mereka, pencintraan, pencapaian prestasi dan keberhasilan mereka. Dengan dorongan yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan, mereka sering mengesampingkan perasaannya sendiri dan perasaan orang lain yang mengakibatkan masalah bagi relasi mereka. Prsetasi sering dijadikan patokan buat mereka. Ini yang membuat mereka tergantung dengan pendapat orang lain, pengakuan orang lain akan keberhasilannya. Dalam berelasi, pasangan merasa tidak diperhatikan karena perasaan mereka diabaikan oleh Performer. Performer sering mengabaikan soal perasaan dan merasa tidak nyaman bila harus berhubungan dengan emosi sehingga mereka sering kehilangan koneksi emosi dan makin membuat dia jadi gila bekerja. Mereka harus diajarkan bagaimana mengenal dan mengahrgai perasaanya dan berbagi dengan apa yang dirasakan. Belajar untuk menerima dirinya apa adanya bukan dari apa yang dilakukan, menghargai pentingnya emosi ankan hidup dan cinta.

ROMANTICsesuai dengan namanya dia selalu mencari sesuatu yang menghubungkan dia dengan sesuatu yang ideal, indah dan romantis. Karena itu mereka jadi sering kecewa dengan kehidupan dan merasa ada yang hilang. Mereka sering tidak puas, mereka merindukan sesuatu yang istimewa dan percaya akan terpenuhi suatu saat. Dalam berelasi dia mencari seseorang yang special dan unik, mereka sering kena syndrome “rumput tetangga lebih hijau”. Mereka tertarik dengan yang jauh dan tidak nyata, tetapi ketika sudah mendapatkan dan mapan mereka jadi bosan, lalu mencari apa yang hilang atau kekurangan orang lain. Oleh karena itu mereka susah untuk dibahagiakan. Mereka cenderung mencari sesuatu yang lebih dan kedalam emosi dalam berelasi, dan pasangan kesulitan memuasakan keinginannya. Mereka sering merasa dirinya istimewa, beda dengan yang lain tetapi bisa saja tiba tiba berubah merasa tidak cocok, sering mendramatiskan keadaan, merasa ditolak, diabaikan, cemburu dan iri.  Perasaannya sering berubah-ubah seperti ayunan, orang sering mengalami kesulitan dengan perasaannya yang berubah-ubah. Orang lain juga sering merasa ditolak dan dianggap tidak cukup baik. Mereka harus diajarkan untuk melihat kehidupan dengan lebih positif dan berhenti mencari-cari apa yang hilang. Belajar mengendalikan emosinya yang sering berubah-ubah.

 OBSERVER : orang Observer lebih suka jadi pengamat dan punya kecenderungan untuk melindungi dirinya dari gangguan atau tuntutan orang lain. mereka sangat menghargai privacy, mereka membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Mereka cenderung melindungi dari perasaan baik diri sendiri atau orang lain, menghindari terlibat secara emosi dan menganggap emosinya tidak penting. Hal ini membuat mereka sering merasa terisolasi dan kesepian. Mereka cenderung membutuhkan ruang untuk dirinya dan kadang menjadi terjebak didalamanya. Orang lain sering menganggap dia tidak ada, penyendiri dan berusaha membuat dia terbuka akan perasaannya. Mereka harus diajari untuk terlibat, terbuka dan berani berbicara. Menarik dia keluar dari kotak dan membicarakan perasaannya.

LOYAL SKEPTIC orang loyal skeptis selalu mencari sesuatu yang pasti dan aman. Dan kadang cenderung merasa tidak aman. Dan berusaha untuk melawan rasa takutnya. Mereka cenderung untuk waspada. Mereka sering meragukan banyak hal, sehingga kadang sering salah persepsi atau cenderung tidak percaya dengan orang lain. Mereka juga akan mengalami kesulitan bila memilik pasangan yang suka mengatur. Mereka bisa sangat setia atau patuh atau bisa menjadi sebaliknya sangat memberontak dan melawan. Kadang selalu merasa bahaya ada dimana-mana. Yang menyebakan mereka menjadi cemas dan takut dan makin waspada. Mereka kadang melihat masa depan dengan pandangan yang negatif dan bisa menjadi sesuatu yang buruk. Misalnya menganggap hubungan lesbian itu tidak pasti dan pasti akan putus, tidak abadi dan lainnya. Mereka selalu membayangkan sesuatu yang buruk yang akan terjadi dengan hubungannya. Mereka harus diajari menerima elajar menerima ketidakpastian. Mulai fokus pada aspek positif dari kehidupan, kualitas positif pada orang lain. Kemampuan untuk percaya akan dibantu oleh internal mengajukan pertanyaan "Bagaimana jika apa yang saya pikir saya lihat di sini adalah tidak nyata?" - Dan kemudian menenang diri.

EPICURE orangnya cenderung sensitif dan merasa dunia terlalu banyak membatasi. Mereka mencoba untuk menyimpan sebanyak mungkin pilihan yang tersedia, untuk menghindari pembatasan atau rasa yang menyakitkan. Mereka cenderung mencari kesenangan. Mereka terus fokus pada kegiatan yang menyenangkan, dan menikmatinya. Sering membayangkan banyak kemungkinan menarik di masa depan. Hal ini menjadi sumber utama gangguan, pengalihan dari tujuan yang lebih dalam dan komitmen. Orang Epicure adalah master dalam reframing negatif sebagai positif. Mencoba untuk tetap merasa bahagia, dan mencoba melarikan diri dari pembatasan atau sakit. Dalam "koneksi vs ruang" di sebuah relasi, orang  Epicure biasanya akan menjadi orang yang merasa terjebak dalam sebuah relasi dan akan membutuhkan lebih banyak ruang untuk dirinya sendiri. Mereka sering menghindari rasa negatif, pasangan akan merasa ditolak dan tidak dipedulikan oleh mereka. Mereka sering menghindar dan melarikan diri dari rasa yang akan menyakitkan. Mereka tidak pernah belajar untuk menerima dan merasakan sakit itu sehingga sering jatuh pada masalah yang sama. Dalam berelasi, dia akan lebih dulu memutuskan sebuah relasi daripada psangan yang memutuskan hubungan. Dia tidak ingin merasa sakit karena diputus oleh pasangan. Mereka harus belajar menyadari apa rasa sakit dan tidak melarikan diri dari rasa sakit sebenarnya. Belajar untuk tinggal dengan satu hal dan mengatasi perasaan terjebak dan tidak perlu untuk melarikan diri. Coba merasakan, apakah menyakitkan itu atau menyenangkan, merangsang atau membosankan

PROTECTOR  cenderung melihat dunia sebagai tempat yang sulit, di mana seseorang harus menjadi kuat atau tangguh. Bagaimana mereka merasa dilindungi dan dihormati.  Kecenderungannya untuk selalu mengontrol situasi yang mengakibatkan sering terjadi konflik. Mereka gampang sekali terpancing dan menjadi marah. Mereka memiliki beberap reaksi yang berbeda dalam mengahdapi masalah. Kadang dia bisa melawan, kadang menarik diri atau menghindar dan merasa tidak dihargai. Hasilnya dia akan menjadi marah.  Mereka selalu menanamkan pada diri sendiri untuk tidak takut. Cenderung berekasi berlebihan. Kadang cenderung mengatasi masalah tanpa melihat pokok persoalan yang hasilnya membuat mereka salah dan terjebak dalam masalah itu sendiri. Orang disekitarnya sering merasa terintimidasi atau terganggu oleh sikap mereka. Pasangan sering merasa mereka kurang lembut, tidak perhatian dan tidak sensitif. Mereka cenderung menyembunyikan kelemahannya. Mereka harus belajar untuk sadar akan dirinya dan mengendalikannya. Mereka harus menyadari kekuatan yang sebenarnya dan terbuka terhadap orang lain.

MEDIATOR seorang mediator mempunyai kecenderungan menahan pendapatnya dan berusaha untuk mengabungkan pendapatnya dengan pendapat orang lain. Berusaha untuk mengerti keinginan orang lain. Dengan cara ini mereka berusaha mendapatkan cinta dan diterima oleh orang lain. Mereka sering menderita kehilangan diri sendiri karena cenderung menyenangkan orang lain. Mereka jarang melihat keinginan diri mereka sendiri tapi lebih sering menyuarakan keinginan orang lain. Mereka cepat sekali menyetujui pendapat orang lain agar bisa bersama dengan mereka yang pada akhirnya jadi tidak suka dan melawan mereka. Hal ini membuat orang lain marah dan ini membuat seorang mediator merasa tidak enak. Mereka cenderung menghindari masalah dan berusaha mengabaikan rasa tidak sukanya. Dalam berelasi mereka sulit mengekpresikan perasaannya atau kebutuhannya dan sulit membuat keputusan. Mereka fokus pada kenyamanan. Karena kebutuhan akan rasa aman dan nyaman mereka jadi sering menghindari konflik. Mereka tidak mengatakan apa yang dia rasakan atau butuhkan karena takut untuk ditolak atau takut akan terjadi konflik. Mereka harus belajar untuk berani mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dirasakan.  Belajar untuk tetap nyaman meskipun ada konflik dan belajar berani mengatakan tidak.


Tulisan ini mungkin tidak mutlak sama persis, karena manusia itu unik dan kadang berubah. Tidak ada kamus yang bisa seratus persen benar untuk menilai karakter seseorang. Tidak ada panduan yang tepat untuk bisa mengenal pasangan. Tapi yang ada adalah berusaha menerima pasangan apa adanya, berempati dan berusaha mengerti satu sama lain. Setiap orang selalu punya masalah, setiap relasi pasti ada pasang surutnya. Hanya keinginan dan kemauan dari kedua belah pihak yang bisa mempertahankan sebuah hubungan.

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!