Searching...
Sabtu, 13 Juli 2013

Bisakah saya menjadi STRAIGHT?

Beberapa hari yang lalu, saya membaca posting seorang teman yang ingin sembuh dari lesbian. Sebelumnya saya juga membaca postingan di sebuah group FB lesbian yang bertanya bagaimana caranya menjadi Straight. Tidak sedikit lesbian yang merasa menjadi lesbian adalah sesuatu yang salah dan sebuah penyakit yang bisa disembuhkan. Hal ini antara lain disebabkan karena pengetahuan mereka tentang orientasi seksual masih minim. Disamping itu pola asuh keluarga yang selalu menekankan pada hubungan yang patriaki dan harus sesuai dengan agama juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemikiran tersebut. Sehingga banyak lesbian (muda) yang merasa bersalah dan berdosa ketika tahu dirinya lesbian. Belum lagi dorongan orang tua dan keluarga yang menuntut dia untuk sembuh dan kembali lagi menjadi “normal” menurut mereka.

Di Amerika ada sebuah gerakan yang disponsori oleh gereja yang mengklaim bisa menyembuhkan gay atau lesbian. Mereka juga mempunyai camp untuk penyembuhan homoseksual. Ada beberapa macam terapi yang digunakan oleh mereka. Antara lain Conversion Therapy atau yang biasa dikenal dengan Reparative Therapy. Mereka menganggap bahwa Homoseksual adalah gangguan jiwa. Teknik yang mereka gunakan seperti menggunakan kejut listrik (electric shock) pada tangan atau alat kelamin, menggunakan obat-obatan penenang dan memutarkan film hubungan seks laki-laki dengan perempuan, dan meminta untuk masturbasi, visualisasi, dan intervensi spiritual.

Ada juga Terapi Kognitif dan Behaviour yang katanya bisa menyembuhkan gay atau lesbian. Atau yang menurut Dean Byrds sebagai "Gender - Affirmative Therapy." Yang didalam salah satu terapinya adalah merusak pola ketertarikan homoseksual atau yang bisa membuat mereka tidak tertarik dengan lesbian, seperti:
·         Mulai meninggalkan dunia Lesbian. Tahapan ini dimulai dengan: 1) Menjauhi semua yang berhubungan dengan dunia Lesbian atau yang berbau Lesbian, baik itu orang, majalah, buku-buku, gambar-gambar atau membuka milis, situs-situs lesbian; 2) Menghapus account FB lesbian; 3) Menghapus semua teman lesbian di FB dan meninggalkan group lesbian di FB; 4) Membuang semua koleksi film lesbian dan juga novel atau bacaan lesbian.
·         Berhenti berfantasi dengan dunia lesbian atau membayangkan berciuman, bercinta atau bahkan sekedar bergandengan tangan dengan perempuan manapun. Dalam tahapan ini jika fantasi lesbian tersebut terlintas dalam pikiran harus langsung dialihkan ke hal lain dan diganti berfantasi dengan laki-laki, membayangkan berciuman dan bercinta dengan pria dan melakukan mastrubasi dengan membayangkan bercinta dengan pria.
·         Menghilangkan perasaan suka bila melihat femme, butch, atau cewek yang menarik hati. Tahapan ini dianjurkan dengan memalingkan wajah atau bila perlu tutup mata untuk menghindari perasaan suka. Dan kemudian menumbuhkan perasaan tidak suka atau perasaan biasa saja bila melihatnya dan diganti dengan belajar menyukai laki-laki.
·         Dan yang terakhir adalah intervensi dengan agama.
Apakah terapi ini bisa berhasil menyembuhkan lesbian dan membuat mereka kembali menjadi straight? Di Amerika akhir-akhir ini tumbuh subur gerakan ex-gay, yang katanya mereka sembuh dari gay dan membuat heboh. Mereka mengatakan bahwa didukung oleh para therapist dan tentunya gerakan ini dilakukan oleh gereja yang homophobic.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah Exodus president Alan Chambers yang biasa dikatakan sebagai ex-gay” ministry in the US. Mengaku telah melakukan hubungan gay selama menjabat menjadi Presiden. Dia meminta maaf kepada komunitas LGBTI karena dengan gerakan mereka itu telah menyakiti orang-orang LGBTI dan menimbulkan trauma. Dia mengakui belum pernah menemui satu orangpun yang sukses merubah orientasi seksualnya dan menjadi hetero karena terapi ini. Dan akhirnya dia menutup Exodus (ex-gay theraphy) dan meminta maaf kepada semua aktifis dan komunitas LGBTI.

Teman saya seorang lesbian yang tinggal di Australia juga pernah ikut terapi behaviour untuk menjadi straight. Dia mengatakan menjauhi teman-teman lesbian dan tidak berhubungan dengan mereka itu mudah. Tapi ketika mencoba menjalin hubungan dengan pria itu yang paling sulit. Karena terapi itu, dia malah menjadi tertekan dan depresi. Apalagi terapi itu menggunakan faham keagamaan yang menekankan kepada dosa. Akhirnya dia berhenti dan jatuh cinta dengan perempuan.

Orang yang tidak mengerti beranggapan bahwa lesbian itu bisa disembuhkan dan bisa kembali menjadi straight. Kalau asumsi ini memang benar berarti ada kemungkinan juga perempuan straight bisa dijadikan lesbian? Apakah bisa seperti itu? Apakah semua orang bisa jatuh cinta kepada sembarang orang? Tentu tidak bukan. Setiap orang itu unik dan mempunyai perasaan, pikiran dan kesukaannya masing-masing. Saya percaya, seorang lesbian sekalipun tidak akan langsung jatuh cinta dengan setiap perempuan yang dilihatnya. Mereka juga mempunyai kesukaannya masing-masing.

Kalau ada orang hetero yang bertanya apakah anak lesbian bisa menjadi hetero? Mungkin harus dibalik pertanyaannya apakah ibu atau bapak bisa menjadi homoseksual? Sebetulnya bukan bisa menjadi straight atu tidak? Tapi pertanyaan yang harus ditanyakan itu adalah apakah kamu bisa nyaman menjadi dirimu sendiri? Kalau kamu lesbian dan dipaksa menjadi straight dan berhubungan dengan laki-laki, apakah kamu bisa nyaman atau bahagia?


Daripada bingung mencari cara bagaimana bisa menjadi straight bukankah lebih enak kalau kita belajar menerima diri sendiri dan berdamai. Sambil membuat diri kita berdaya dan berprestasi dengan karya kita. Kalau kita bisa menunjukan sebagai lesbian yang mempunyai prestasi tentu orang akan lebih menghargai dan menerima diri kita. Siapapun diri kamu apapun orientasimu atau identitasmu, jadikanlah dirimu yang terbaik yang kamu bisa. Jadilah lesbian yang cerdas, bijaksana, berjiwa pemimpin dan berjiwa sosial. Itu akan lebih menjadikan diri kita bahagia sebagai seorang manusia ciptaan Tuhan.

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!