Ada beberapa teman lesbian yang ingin memiliki anak. Entah itu
karena insting perempuan, atau memang karena pengen. Memiliki anak bagi
pasangan lesbian di Indonesia masih belum menjadi trend seperti di luar negeri. Banyak pasangan
L di Amerika, Eropa, Australia yang memiliki anak, entah itu secara adopsi,
inseminasi atau mencari lelaki pembuah. Tapi di Indonesia pasangan L yang
memiliki anak masih sangat sedikit. Saya punya teman dari China yang bercerita
kalau teman lesbiannya meminta sperma laki-laki bule untuk inseminasi dan anak
yang dilahirkan cakep banget lalu teman lesbian lainnya yang melihat jadi
pengen dan mencari bule untuk diminta spermanya tetapi berhubung teman yang
satu ini tidak bisa bahasa Ingris, sang bule jadi lari ketakutan. Adalagi
seorang teman yang baru baru ini saya temui di New York kalau dia lagi ikut
program punya anak yang bianyanya sangat luar biasa mahal. Kalau di Indonesia
kebanyakan teman teman L memiliki anak dengan adopsi atau mengangkat anak dari
saudara atau kerabat.
Sebetulnya apa saja yang harus diperhatikan bila kita ingin memiliki
anak. Dan kenapa di Indonesia memiliki anak bagi pasangan L belum terlalu
menjadi trend seperti di Luar negeri. Banyak hal yang mempengaruhi kenapa di
Indonesia hal ini belum menjadi sebuah kebutuhan antara lain karena yang
bersangkutan belum coming out, factor ekonomi, atau sosial budaya. sebelum
memutuskan untuk memiliki seorang anak ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan :
·
Tanyalah pada diri sendiri, Motivasi apa yang membuat kamu
menginginkan seorang anak?
Banyak perempuan yang ingin punya anak karena
lucu, ngeliat bayi yang mungil bisa ditimang-timang, disayang-sayang dan
menggemaskan. Kadang ada yang pengen punya anak agar bisa didandani dengan
pakaian yang lucu lucu. Pengen punya anak karena ngeliat anak teman atau
tetangga terus jadi pengen. Kalau motivasimu pengen punya anak karena senang
melihat mereka lucu sebaiknya dipikirkan lagi sebab ketika mereka beranjak
dewasa dan tidak lucu lagi tidak mungkin kita mengembalikannnya. Mulai bertanya
pada diri sendiri apa yang kamu harapankan dengan memiliki anak? Apa motivasimu memilik anak tersebut? Kalau
kamu sudah menemukan jawaban dan yakin maka mari kita ikuti step berikutnya.
·
Bagaimana caranya mendapatkan
anak ?
ada berbagai alternatif untuk mendapatkan anak dengan berbagai
kemungkinan resikonya yang wajib dipikirkan.
- Inseminasi : cara ini terbilang aman secara emosi dengan pasangan karena tidak ada orang ketiga yang membuat pasangan cemburu. Tetapi ini prosedurnya agak beribet kalau di Indonesia apalagi ada aturan pemerintah berkaitan dengan praktik bayi tabung, pemerintah telah membuat ketetapan dalam pasal 16 UU Kesehatan No.23/1992 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.73 tahun 1992 yang isinya menetapkan inseminasi buatan hanya diperbolehkan pada suami istri yang sah, lalu menggunakkan sperma dan sel telur pasangan tersebut yang kemudian ditanam dalam rahim istri.
Resiko atau konsekuensinya :
-
Program bayi tabung
memungkinkan kamu akan memiliki anak lebih dari satu (bisa kembar dua, tiga
bahkan tujuh),
-
Tidak semua rumah sakit di Indonesia
mau membuat program bayi tabung bagi perempuan single atau tidak memiliki suami.
-
Biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan bayi tabung tidak sedikit karena harus berkali-kali agar berhasil
- Memiliki anak dengan pria : Kamu bisa mengajak seorang lakil-laki untuk melakukan hubunngan seks untuk mendapatkan anak atau meminta spermanya. Bila ada yang mau memberikan spermanya mungkin bisa mememinta bantuan dokter atu bidan untuk menyuntikan sperma ke rahim kita. Ini juga harus tahu kapan masa subur kita sehingga kemungkinan untuk hamil lebih besar. Selain itu juga harus tahu bahwa spermanya prima sehingga bisa melakukan perjalanan ke indung telur.
Resiko
dan Konsekuensi :
-
Pria yang bagaimana yang kamu
inginkan untuk menurunkan gen kepada anak kamu. (orang jawa selalu melihat
bibit, bebet, dan bobot)
-
Apakah kamu mau dengan pria
sembarang asal bisa menghamili kamu? tentu tidak khan!
-
Apakah Pria tersebut mau
meninggalkan kamu kalau kamu sudah memiliki anak? Apakah dia tidak ingin ambil
bagian dari anak tersebut?
-
Mencari dokter atau perawat
untuk menginjeksikan sperma ke vagina dan kemungkinan gagal juga besar.
Dibutuhkan tempat penyimpanan sperma.
-
Kalau kamu memilih melakukan
kontak fisik langsung, harus memperhitungkan perasaan pasangan dan kemungkinan
untuk gagal hamil juga besar?
- Adopsi : Mengadopsi anak bisa dilakukan secara legal ataupun ilegal. Kamu bisa mengadopsi lewat panti asuhan atau ke rumah sakit dan bertanya mungkin ada bayi yang terlantar. Sekarang ini banyak orang yang menawarkan anak untuk dirawat oleh orang lain. Kalau ingin mengangkat secara legal prosedur bisa di lihat di http://www.lbh-apik.or.id/adopsi.htm
Resiko
dan Konsekuensi :
-
Orang tua anak itu mungkin
tidak setuju kalau anaknya memiliki orang tua angkat lesbian.
-
Bila anak itu besar akan ada
kemungkinan untuk mencari orang tuanya. Tetapi bisa juga dia berterimakasih
karena kamu telah merawat dengan penuh kasih sayang.
-
Kalau secara legal
kemungkinannya 50/50 tergantung daerahnya masing masing.
-
Kalau illegal kemungkian yang
perlu dipikirkan juga adalah surat-surat mengenai akte kelahiran sang bayi.
Kalau masih kecil mungkin tidak masalah tetapi ketika sudah mulai masuk sekolah
tentu ini sangat dibutuhkan.
- Memelihara anak dari keluarga : Mengangkat anak dari anggota keluarga sendiri biasanya lebih aman dan tidak beresiko. Kamu bisa mengangkat anak dari kakak, adik, sepupu, atau kerabat lainnya. Sebagai latihan kamu bisa ikut membantu merawat keponakan sehingga tahu bagaimana harus bangun tengah malam untuk membuat susu, mengganti popoknya yang basah, memandikan, menyuapi atau ketika sakit bagaimana merawatnya.
·
Dimanakah Kamu akan tinggal ?
Kamu harus memperhatikan dimana kamu akan
tinggal. Apakah lingkungan kamu masyarakat yang cuek atau orang-orang yang usil
yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Kamu harus siap menjawab Bapaknya
dimana? Jangan sampai kamu diusir dari tempat tinggal kamu karena mereka menganggap
kamu merusak lingkungan mereka. Lebih aman kalau kamu tinggal di apartment
tetapi ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Apakah rumah kamu cukup baik
dan sehat untuk dia tumbuh?
·
Seberapa besar kemampuan Finansial kamu?
Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan
untuk dapat memiliki anak. Kalau kamu ingin punya anak dengan hamil sendiri,
maka kamu harus memperhatikan kesehatanmu dan gizi agar anak yang kamu lahirkan
menjadi anak yang cerdas dan sehat. Selama Sembilan bulan kamu harus
mengeluarkan uang untuk menjaga kondisimu dan sang bayi. Setelah itu kamu juga
harus memikirkan biaya untuk proses melahirkan. Kalau ingin murah bisa
melahirkan secara normal dengan bantuan bidan. Tetapi bila terjadi sesuatu
dengan kandungan atau bayimu maka kamu harus menyiapkan uang ekstra untuk biaya
operasi melahirkan. Setelah melahirkam masa penting pertumbuhan anak usia 0- 5
tahun. Pada usia tersebut anak membutuhkan perhatian lebih terhadap tumbuh
kembangnya, mulai dari susu, makanannya dan juga masalah vaksinnya. Apalagi
pada usia tersebut balita masih rentan dan sering sakit. Kalau dia sakit siapa yang akan merawatnya
sementara kamu harus bekerja dan biaya dokter serta rumah sakit juga tidak
murah. Berarti kamu harus menyiapkan tenaga dan uang. Apakah Kamu juga sudah
menyiapkan dana untuk masa sekolah yang biayanya tidak murah. Siapakah yang
akan membiayai ini semua? Kalau Kamu bekerja dengan siapa dia akan tinggal
ketika kamu sedang bekerja?
·
Apa yang harus kamu lakukan terhadap reaksi keluarga?
Keluarga dimanapun atau orang tua manapun
selalu mengkuatirkan anaknya, apalagi kalau anaknya hamil tanpa suami. Orang
tua pasti akan turut campur dengan masalah kamu. Apakah kamu sudah siap dengan
reaksi dan tindakan mereka? pertama mereka akan kaget, shock, marah. kedua
mereka akan mendesak kamu untuk memberitahu siapa bapak anak itu? Ketiga mereka
akan memaksa kamu untuk menikah, entah dengan bapak anak itu atau dicarikan
laki-laki lain yang bersedia menikahi kamu. keempat mungkin kamu diminta untuk
menggugurkan anak kamu sebelum terlambat. Apakah Kamu sudah siap dan punya
rencana terhadap hal ini. Mulai mengukur bagaimana reaksi keluarga kalau
seumpama kamu mengangkat atau adopsi anak. Bila mereka setuju tentu ini akan
lebih mudah buat kamu sehingga mereka bisa membantu merawat atau mendampingin
kamu membesarkan anak.
·
Apakah kamu sudah mempertimbangkan faktor psikologinya?
Apakah Kamu siap secara mental ketika orang
akan bertanya tentang bapaknya dan kehidupan kamu. Kalau anak kamu sudah besar
apa yang akan kamu katakan kalau dia bertanya mengenai bapaknya? kalau kamu
mengatakan meninggal dia akan bertanya dimana kuburnya? Kalau dia bertanya
tentang keluarga yang punya ayah ibu, sedangkan kamu semua perempuan, kamu akan
menjelaskan apa? Apa yang akan kamu lakukan kalau dia diejek teman-temannya.
Bagaimana kalau dia tumbuh menjadi anak yang minder karena orang tuanya L.
Kalau dia besar dan mempunyai pacar dan akan menikah, lalu calon mertuanya
tidak setuju karena dia memiliki keluarga yang tidak jelas asal-usulnya. Apa yang
akan kamu lakukan kalau dia marah dengan kamu dan kabur dari rumah.
·
Relasi dan anak
Apakah pasanganmu sudah siap secara mental
untuk memiliki anak? Jangan sampai kamu harus pontang panting sendiri mengurus
anak sementara pasanganmu cuek dan nggak peduli karena dia tidak suka dengan
anak anak. Apakah pasanganmu juga mau membantu biaya perawatan sang anak? Kalau
pasangan setuju dan kalian berdua memeliharanya bersama dan suatu hari terjadi
perpisahan anak itu akan ikut siapa? Di Luar negeri sering terjadi perebutan
anak bagi pasangan Lesbian yang berpisah. Kalau seandainya kamu yang mendapat
atau yang mempunyai hak mengasuh sang anak, apa yang akan kamu katakan ketuka
kamu berpisah dengan pasanganmu? Atau kalau kamu memiliki pasangan baru, apa
yang akan kamu katakana?
Mendapakan atau mempunyai anak itu mungkin mudah tetapi memelihara
dan membesarkan anak itu yang diperlukan tanggung jawab yang sangat besar. Saya
masih ingat pada film eat pray and love
yang mengatakan memiliki anak itu seperti membuat tattoo di wajah yang tidak
mungkin kamu hapus begitu saja. Jadi sebaiknya pikirkanlah berkali-kali sebelum
mengambil keputusan. karena ini juga menyangkut nasib seorang anak yang tidak
berdosa. Apakah kita bisa bertanggung jawab terhadap masa depanya, pertumbuhan
fisik maupun psikologisnya. Kita tidak bisa egois hanya memikirkan kebutuhan
dan kesenangan kita saja tetapi kita juga harus memikirkan kebutuhan anak
tersebut. Kalau kamu memang mencintai anak kecil dan ingin memelihara seorang
anak, mungkin kamu bisa mengambil anak asuh dipanti asuhan. Kamu biayai anak
itu dan setiap akhir pekan kamu ajak dia bersama kamu atau kamu membantu
disana, meluangkan waktumu bersama sang anak. Dengan begitu kamu bisa melihat
seberapa lama kamu bisa bertahan dan seberapa kuat atau telaten kamu menghadapi
anak tersebut.
So, gals think twice if you want something! It’s easy to make a baby
but it’s not easy make them healthy, happy, and grow.
0 comments:
Posting Komentar