Beberapa minggu yang lalu pemberitaan ramai membicarakan Cynthia Nixon artis Sex and The city yang mengatakan bahwa “Saya pernah straight, pernah jadi lesbian, dan lesbian ternyat lebih baik," “Menjadi lesbian atau gay adalah pilihan.” katanya kepada New York Times Magazine. "Bagi saya, menjadi lesbian itu adalah sebuah pilihan. Saya mengerti bahwa bagi banyak orang tidak demikian. Tapi, bagi saya, itu pilihan, dan saya telah memilihnya. Anda tak bisa memaksakan alasan mengapa saya menjadi lesbian menurut versi Anda," katanya seperti dikutip Daily Mail. Berita ini menuai beberapa komen baik yang mendukung ataupun tidak. Salah satunya dari aktivis gay yang tidak setuju dengan pendapat Cynthia. Katanya " Menjadi lesbian atau gay bukan pilihan.Tidak sama dengan ketika Anda mempertimbangkan 'saya memilih untuk kencan dengan pria berambut cokelat ketimbang pria berambut pirang',". Lalu ada yang mengatakan kalau perempuan suka melakukan hubungan seks dengan laki dan perempuan itu berarti dia biseksual bukan lesbian. Menurut mereka menjadi lesbian bukan lah pilihan. Dan seorang kolumnis New York Times yang juga dikenal sebagai seorang gay, Frank Bruni mengatakan bahwa apa yang dikatakan Cynthia tidaklah mempunyai arti apa apa, Seseorang menjadi gay karena pilihan, genetic, atau karena apapun penyebabnya tidak akan mengurangi orang yang homophobia atau menghentikan diskriminasi terhadap LGBTI.
Kenapa hal
ini memicu kritik pada kalangan aktvis LGBT di Amerika hal ini disebabkan
karena menganggap bahwa statement itu tidak bertanggung jawab dan bisa
digunakan orang orang yang membenci gay untuk menyerang balik kaum LGBT. Jika
pernyataan Nixon benar, berarti seorang gay bisa kapan saja beralih
menjadi straight, bisa juga sebaliknya. Seperti seseroang yang memutuskan untuk
berhenti merokok atau memulai untuk merokok. Dengan kata lain,
homoseksual bisa “disembuhkan”. Ini artinya gay adalah suatu penyakit. Pernyataan ini juga dianggap
bisa merusak gerakan hak asasi yang telah diperjuangkan.
Bagi saya
bukan soal pilihan atau bukan, genetic atau bukan. Setiap orang berhak
memutuskan apa yang terbaik menurut dia, mau dia menjadi gay, lesbian,
biseksual, transpeople, FTM,MTF, lsl, psp atau straight atau aseksual. Dan kita
harus mengahargai apapun pilihannya tanpa menghakimi atau menstigmanya. Tetapi masalahnya
Cynthia Nixon yang seorang public figure yang dikuatirkan komennya akan memberi
dampak bagi LGBTI ataupun non LGBTI. Yang mungkin akan berdampak pada seseorang
atau memberi ide kepada orang-orang yang anti LGBTI atau homophobia. Apalagi orang
orang yang pengetahuan tentang seksualitas sangat minim maka mereka akan
berasumsi, sebaiknya kamu memilih untuk tidak jadi lesbian.
Orang
sering bingung antara orientasi seksual, dan identitas seskual. Apa sih
sebetulnya orentasi seksual dan identitas seksual itu lalu apa bedanya
seksualitas dan seks.
•
Seksualitas
adalah suatu aspek inti manusia sepanjang hidupnya dan meliputi seks, identitas
dan peran gender, orientasi seksual, erotisisme, kenikmatan, kemesraan dan
reproduksi. Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran, khayalan,
gairah, kepercayaan, sikap, nilai, perilaku, perbuatan, peran dan hubungan.
Sementara seksualitas dapat meliputi semua dimensi ini, tidak semuanya selalu
dialami atau diungkapkan. Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, budaya, etika, hukum, sejarah,
religi dan spiritual.
•
Seks mengacu
pada sifat-sifat biologis yang mendefinisikan manusia sebagai perempuan atau
laki-laki. Sementara himpunan sifat biologis ini tidak saling asing, sebab ada
individu yang memiliki kedua-duanya, manusia cenderung dibedakan sebagai
laki-laki dan perempuan olehnya. Dalam penggunaan awam dalam banyak bahasa,
istilah seks kerapkali digunakan dalam arti “kegiatan seksual,” tetapi untuk
keperluan teknis dalam konteks perbincangan tentang seksualitas dan kesehatan
seksual, definisi tadi yang lebih diutamakan (WHO, definisi kerja 2002)
•
Orientasi seksual : Pada gender mana kita tertarik
secara seksual: heteroseksual, homoseksual, biseksual. Lalu Bagaimana dengan
ketertarikan pada transgender?
•
Identitas seksual: Identitas sosial berdasarkan
orientasi seksual: lesbi(an), gay, queer, “normal” dll.
Perbuatan
dan perilaku seksual, orientasi seksual, dan identitas seksual tidak selalu
berhubungan. Maksudnya, orang dapat saja melakukan perbuatan atau perilaku
seksual tanpa didasari orientasi seksual tertentu dan/atau memiliki identitas
seksual tertentu. Seksualitas
lebih dari hanya perbuatan seksual atau siapa melakukan apa dengan siapa. Setiap orang adalah makhluk seksual – muda,
tua, selibat, nikah atau tidak, difabel, dll. Seksualitas merupakan Bagian dari
kehidupan seseorang, bukan keseluruhannya. Orang memiliki identitas majemuk –
seorang perempuan dapat beridentitas ibu, lesbian, perempuan karier, anak,
sekaligus bersamaan. Identitas mana yang dominan pada situasi tertentu
bergantung pada banyak hal.
Perbuatan
dan praktik-praktik seksual bisa bermakna beda bagi masing-masing orang (seks
anal sebagai ‘kontrasepsi’). Orang melakukan/tidak melakukan hubungan seks
berdasarkan macam2 alasan, yang semuanya mungkin tidak mereka sadari. Individu-individu
hidup dalam jaringan relasi-relasi dan dipengaruhi oleh norma masyarakat dan
budaya. Ada seorang teman yang merasa jijik dengan dengan segala sesuatu yang
bernama “Seks” karena dari kecil selalu ditanamkan bahwa seks itu kotor, dosa,
menjijikan dan lain sebagianya sampai ketika dewasa terjadi konflik dalam
dirinya antara keinginan untuk menikmati dan pikiran bahwa itu menjijikan. (powerpoint
Dede Oetomo)
Orang juga
sering lupa, mereka menganggap berhubungan seks hanya untuk menghasilkan anak
saja atau hanya sebuah kewajiban terhadap pasangan saja. mereka lupa bagaimana
menikmatinya, bahwa hubungan seks juga bisa sebagai bentuk rekreasi. Bagi saya
yang penting adalah rasa nyaman , aman dan sehat apapun pilihanmu, mau
homoseksual, heteroseksual, biseksual atau aseksual sekalipun. Kamu
melakukannya karena kamu menyukai tidak ada yang memaksakannya dan ketika kamu
tidak mau melakukannyapun tidak ada perasaan bersalah atau berdosa. Saya tidak
mau mencampuradukan hal ini dengan norma norma apapun, saya hanya ingin
mengatakan setiap orang berhak menikmati seksualnya, menikmati tubuhnya
sendiri. Entah itu dengan bantuan orang lain, dengan bantuan alat atau
melakukannya sendiri. Just enjoy for your self!
0 comments:
Posting Komentar