Searching...
Jumat, 25 Mei 2012

Being The best on Me


Mungkin kamu sering mendengar kata-kata be your self atau kamu sering mengatakan kepada orang lain “just be your self lah, nggak usah macam macam!” Saya pernah mendengar seorang teman yang berkomentar kenapa sih butchie itu menggunakan nama cowok dan berperilaku seperti cowok segala? Apa nggak bisa menjadi dirinya sendiri dan bagaimanapun mereka khan perempuan” Disini terlihat bahwa teman kita yang berkomentar tersebut mengalami kerancuan memaknai kalimat menjadi diri sendiri dengan identitas gender. Bukankah teman teman Butchie berdandan dan berperilaku seperti itu, dia merasa menjadi dirinya sendiri dan merasa nyaman. Kecuali kalau dia menjadi Butchie karena ikut-ikutan dan merasa tidak nyaman. Atau lagi demam mengikuti gaya the virgin, itu baru namanya dia tidak menjadi dirinya sendiri.

Lalu ada yang mengatakan berarti kalau be your self, apakah  seorang yang loser dan lesbian yang nggak benar harus menjadi seorang loser dan nggak bener terus? Kalau perilaku kita buruk apakah kita harus berperilaku buruk terus? Kata kata be your self ini memang bisa menjadi boomerang kalau dimaknai dengan tidak benar, ada juga yang mengatakan bahwa be your self ini mengandung dualism. Padahal saya sendiri, sering memberikan nasehat ke sahabat saya yang akan presentasi “just be your self”  atau ketika saya menjadi pelatih Taekwondo saya juga sering memberikan nasehat kepada murid saya yang akan bertanding “just be your self and do the best”. Mungkin kita harus melihat dimana kita menggunakan kata “be your self dan konteksnya apa?

Apakah pernah di suatu masa kamu merasa ingin menjadi orang lain atau seperti seseorang yang kamu kagumi. Kamu mulai menirukan gayanya, potongan rambutnya, cara berpakaiannya. Seperti L muda yang sekarang demam menirukan the virgin. Atau kamu jadi terpengaruh oleh lingkungan social sehingga kamu tidak menjadi dirimu sendiri lagi?  Dan orang lain yang pernah dekat dengan kamu mengatakan “kamu sekarang berubah ya? Kamu tidak seperti yang aku kenal”. Setiap orang pasti mengalami perubahan pada dirinya. Tetapi kemanakah perubahan itu? Kalau berubah menjadi lebih baik tentu akan menyenangkan tapi kalau berubah menjadi orang yang sombong, arogan, dan merasa diri lebih baik dari orang lain itu yang perlu diwaspadai.

Tadi saya membaca di sebuah group L di jejaring social ada yang mengganti nama-nama label agar aman dan tidak diketahui oleh pihak berwajib. Lalu ada yang komen jadilah diri sendiri itu lebih aman. Lalu ada lagi seorang teman yang mengatakan dia sudah bisa menjadi dirinya sendiri karena sudah dapat pekerjaan. Jadi apa sebenarnya yang dimaksud dengan be your self?. Bahkan ada seorang teman yang tidak setuju dengan istilah be your self dan cintailah dirimu sendiri apa adanya yang katanya tidak membuat seseorang itu mau berubah, mungkin dia temannya Obama yang suka Change. Saya sendiri kalau mempunyai keberanian mungkin akan merubah wajah saya yang manis jadi lebih manis lagi dengan sedikit mengubah hidung saya, mata, leher, sedot lemak, tinggal milih mau mirip Agnes Monica atau Angelina Jolie. Sayang sekali saya takut sakit, jadi saya memutuskan untuk mensyukuri apa yang saya punya.

Sebenarnya yang dimaksud dengan be your self bukan membabi buta dimaknai menjadi diri sendiri yang tanpa memikirkan untuk kebaikan dan kemajuan diri sendiri. Begitupula dengan mencintai diri sendiri bukan berarti kita tidak boleh berubah untuk menjadi lebih baik buat diri kita. Kalau kita mencintai diri kita harusnya kita ingin memberikan yang terbaik buat diri kita. Bagaimanakah kita bisa menjadi diri kita sendiri dan mencintai diri kita sendiri.

Kenali dirimu sendiri : dengan mengenali diri sendiri akan lebih mudah membuat kita bertumbuh. Ketahuilah apa kelebihanmu dan kelemahanmu, lalu bagaimana kamu bisa mengatasi dan mengurangi kelemahanmu itu untuk menjadi kekuatanmu. Karena bisa saja apa yang kamu anggap itu sebagai kelemahan tetapi orang lain tidak menganggap itu sebagai kelemahan. Dengan mengetahui potensimu kamu akan lebih mudah untuk mencapai apa yang kamu inginkan. Kenali dirimu baik baik dan find your true self. Seperti kata Albert Einstein "Pada dasarnya setiap orang itu jenius. Tapi jika kita mengukurnya dengan standar kemampuan seekor ikan memanjat pohon, maka selamanya kita akan mencap orang itu tolol seumur hidup."

Menerima diri sendiri: menerima diri sendiri bukan berarati, “ya udah diriku seperti ini so what? Tetapi menerima diri sendiri dan bertanya pada diri apa lagi yang bisa aku tingkatkan pada diriku agar aku lebih berdaya lagi. Ingatlah selalu you are more than you know. Belajar lebih realistis tahu mana yang bisa diubah dan mana yang tidak bisa diubah. Tidak berusaha menjadi yang orang lain inginkan. Penerimaan diri yang baik akan meningkatkan self esteem kita. Kita bisa menjadi diri sendiri dan melakukan yang terbaik buat diri kita. Kita tidak lagi menjadi orang lain atau menjadi boneka bentukkan orang lain. Misalnya: pasangan menginginkan kita menjadi laki laki dan kita langsung kepikiran untuk ganti kelamin.

Menghargai diri sendiri : Kita seringkali tidak menghargai diri sendiri, selalu meragukan diri sendiri. Kita sering kali melakukan self sabotage dan mencari alasan atau pembenaran atas sikap kita ini. Bila kita sering melakukan ini maka lama lama kita akan menjadi orang yang rendah diri dan tidak lagi mempercayai diri kita sendiri. Kalau kita sendiri tidak mempercayai kemampuan diri kita sendiri bagaimana orang lain akan mempercayai kita. Padahal lebih mudah mempercayai diri sendiri dan mengandalkan diri sendiri daripada orang lain. tetapi yang sering kita lakukan adalah kita lebih mempercayai orang lain daripada diri sendiri. Kita lebih menghargai orang lain daripada menghargai diri sendiri, kita selalu menganggap orang lain lebih hebat padahal kita juga bisa atau mungkin sebenarnya kita lebih baik daripada orang lain tetapi kita pernah menyadari atau menghargai. Kadang ada yang menganggap menghargai diri sendiri nanti dianggap sombong dan tinggi hati. Padahal menghargai diri sendiri dan mengapresiasi diri sendiri itu penting untuk membangun kepercayan diri kita, keberanian diri kita. Misalnya: kalau ada orang yang bilang kita cakep, kita selalu bilang wong jelek begini kok dibilang cakep. Bukankah lebih baik kita bilang terima kasih! Ada lagi seorang teman yang ketika saya puji bajunya bagus dia bilang”ah baju jelek gini kok! Lha kalau bajunya jelek kok dipakai?

Meningkatkan diri sendiri : setelah kamu mengenali dirimu sendiri, menerima diri dan menghargai diri sendiri. Sekarangnya untuk meningkatkan diri sendiri menuju next level. Mulai pikirkan kemampuan apa yang bisa aku tingkatkan dan tambahkan. Jangan pernah berhenti untuk terus mencari apa kelebihanmu dan bagaimana meningkatkannya. Ingat hanya kamu yang tahu apa yang kamu butuhkan dan apa yang terbaik buat dirimu sendiri. Selalu jujur pada diri sendiri dan mau terus berusaha untuk memberikan yang terbaik buat diri sendiri. Mulai sadari apakah perilakumu saat ini akan menghasilkan kebaikan buat dirimu atau tidak? Apakah yang kamu lakukan sekarang akan menghasilkan kebaikan dimasa yang akan datang.

Terimalah dirimu sepenuh hati, berubahlah bila kamu merasa perlu untuk berubah dan itu untuk kebaikanmu. Bangunlah dirimu sendiri sesuai yang kamu harapkan dan inginkan. Hiduplah untuk saat ini dan masa depan, belajar dari masa lalu. Orang lain tidak akan bisa menjatuhkanmu kalau kamu tidak mengijinkan. Kamu tidak bisa menjadi orang lain, begitu pula sebaliknya orang lain tidak bisa menjadi dirimu, so hanya kamu sendiri yang bisa menjadi dirimu. Kalau kamu lesbian tidak usah berpura pura menjadi straight dan juga tidak perlu berteriak teriak di tengah mall mengatakan “Aku lesbian” atau show off menunjukkan diri lesbian di ruang publik. Tetapi bagaimana menerima diri sebagai lesbian dan bagaimana bisa menjadi lesbian yang terbaik buat diri sendiri dan orang lain.  so be smart lesbian as your self! 

1 comments:

  1. nice article.. nampar banget lho.. hahaha
    kebetulan saya juga orang yang sering sekali mengalami krisis percaya diri...

    BalasHapus

 
Back to top!