Mungkin
kamu sering mendengar kata-kata be your
self atau kamu sering mengatakan kepada orang lain “just be your self lah,
nggak usah macam macam!” Saya pernah mendengar seorang teman yang berkomentar
kenapa sih butchie itu menggunakan nama cowok dan berperilaku seperti cowok
segala? Apa nggak bisa menjadi dirinya sendiri dan bagaimanapun mereka khan
perempuan” Disini terlihat bahwa teman kita yang berkomentar tersebut mengalami
kerancuan memaknai kalimat menjadi diri sendiri dengan identitas gender.
Bukankah teman teman Butchie berdandan dan berperilaku seperti itu, dia merasa
menjadi dirinya sendiri dan merasa nyaman. Kecuali kalau dia menjadi Butchie
karena ikut-ikutan dan merasa tidak nyaman. Atau lagi demam mengikuti gaya the
virgin, itu baru namanya dia tidak menjadi dirinya sendiri.
Lalu ada
yang mengatakan berarti kalau be your
self, apakah seorang yang loser dan lesbian yang nggak benar harus
menjadi seorang loser dan nggak bener terus? Kalau perilaku kita buruk apakah
kita harus berperilaku buruk terus? Kata kata be your self ini memang bisa menjadi boomerang kalau dimaknai
dengan tidak benar, ada juga yang mengatakan bahwa be your self ini mengandung dualism. Padahal saya sendiri, sering
memberikan nasehat ke sahabat saya yang akan presentasi “just be your self” atau
ketika saya menjadi pelatih Taekwondo saya juga sering memberikan nasehat
kepada murid saya yang akan bertanding “just
be your self and do the best”. Mungkin kita harus melihat dimana kita
menggunakan kata “be your self dan
konteksnya apa?
Apakah
pernah di suatu masa kamu merasa ingin menjadi orang lain atau seperti
seseorang yang kamu kagumi. Kamu mulai menirukan gayanya, potongan rambutnya,
cara berpakaiannya. Seperti L muda yang sekarang demam menirukan the virgin. Atau
kamu jadi terpengaruh oleh lingkungan social sehingga kamu tidak menjadi dirimu
sendiri lagi? Dan orang lain yang pernah
dekat dengan kamu mengatakan “kamu sekarang berubah ya? Kamu tidak seperti yang
aku kenal”. Setiap orang pasti mengalami perubahan pada dirinya. Tetapi
kemanakah perubahan itu? Kalau berubah menjadi lebih baik tentu akan
menyenangkan tapi kalau berubah menjadi orang yang sombong, arogan, dan merasa
diri lebih baik dari orang lain itu yang perlu diwaspadai.
Tadi saya
membaca di sebuah group L di jejaring social ada yang mengganti nama-nama label
agar aman dan tidak diketahui oleh pihak berwajib. Lalu ada yang komen jadilah
diri sendiri itu lebih aman. Lalu ada lagi seorang teman yang mengatakan dia
sudah bisa menjadi dirinya sendiri karena sudah dapat pekerjaan. Jadi apa
sebenarnya yang dimaksud dengan be your
self?. Bahkan ada seorang teman yang tidak setuju dengan istilah be your self dan cintailah dirimu
sendiri apa adanya yang katanya tidak membuat seseorang itu mau berubah, mungkin
dia temannya Obama yang suka Change.
Saya sendiri kalau mempunyai keberanian mungkin akan merubah wajah saya yang
manis jadi lebih manis lagi dengan sedikit mengubah hidung saya, mata, leher,
sedot lemak, tinggal milih mau mirip Agnes Monica atau Angelina Jolie. Sayang sekali
saya takut sakit, jadi saya memutuskan untuk mensyukuri apa yang saya punya.
Sebenarnya
yang dimaksud dengan be your self
bukan membabi buta dimaknai menjadi diri sendiri yang tanpa memikirkan untuk
kebaikan dan kemajuan diri sendiri. Begitupula dengan mencintai diri sendiri
bukan berarti kita tidak boleh berubah untuk menjadi lebih baik buat diri kita.
Kalau kita mencintai diri kita harusnya kita ingin memberikan yang terbaik buat
diri kita. Bagaimanakah kita bisa menjadi diri kita sendiri dan mencintai diri
kita sendiri.
Kenali dirimu sendiri : dengan mengenali diri sendiri
akan lebih mudah membuat kita bertumbuh. Ketahuilah apa kelebihanmu dan
kelemahanmu, lalu bagaimana kamu bisa mengatasi dan mengurangi kelemahanmu itu
untuk menjadi kekuatanmu. Karena bisa saja apa yang kamu anggap itu sebagai
kelemahan tetapi orang lain tidak menganggap itu sebagai kelemahan. Dengan
mengetahui potensimu kamu akan lebih mudah untuk mencapai apa yang kamu
inginkan. Kenali dirimu baik baik dan find your true self. Seperti kata Albert
Einstein "Pada dasarnya setiap orang itu jenius. Tapi jika kita
mengukurnya dengan standar kemampuan seekor ikan memanjat pohon, maka selamanya
kita akan mencap orang itu tolol seumur hidup."
Menerima diri sendiri: menerima diri sendiri bukan
berarati, “ya udah diriku seperti ini so
what? Tetapi menerima diri sendiri dan bertanya pada diri apa lagi yang
bisa aku tingkatkan pada diriku agar aku lebih berdaya lagi. Ingatlah selalu you are more than you know. Belajar lebih
realistis tahu mana yang bisa diubah dan mana yang tidak bisa diubah. Tidak
berusaha menjadi yang orang lain inginkan. Penerimaan diri yang baik akan
meningkatkan self esteem kita. Kita
bisa menjadi diri sendiri dan melakukan yang terbaik buat diri kita. Kita tidak
lagi menjadi orang lain atau menjadi boneka bentukkan orang lain. Misalnya:
pasangan menginginkan kita menjadi laki laki dan kita langsung kepikiran untuk
ganti kelamin.
Menghargai diri sendiri : Kita seringkali tidak menghargai
diri sendiri, selalu meragukan diri sendiri. Kita sering kali melakukan self sabotage dan mencari alasan atau
pembenaran atas sikap kita ini. Bila kita sering melakukan ini maka lama lama
kita akan menjadi orang yang rendah diri dan tidak lagi mempercayai diri kita
sendiri. Kalau kita sendiri tidak mempercayai kemampuan diri kita sendiri
bagaimana orang lain akan mempercayai kita. Padahal lebih mudah mempercayai
diri sendiri dan mengandalkan diri sendiri daripada orang lain. tetapi yang
sering kita lakukan adalah kita lebih mempercayai orang lain daripada diri
sendiri. Kita lebih menghargai orang lain daripada menghargai diri sendiri,
kita selalu menganggap orang lain lebih hebat padahal kita juga bisa atau
mungkin sebenarnya kita lebih baik daripada orang lain tetapi kita pernah
menyadari atau menghargai. Kadang ada yang menganggap menghargai diri sendiri
nanti dianggap sombong dan tinggi hati. Padahal menghargai diri sendiri dan
mengapresiasi diri sendiri itu penting untuk membangun kepercayan diri kita,
keberanian diri kita. Misalnya: kalau ada orang yang bilang kita cakep, kita
selalu bilang wong jelek begini kok dibilang cakep. Bukankah lebih baik kita
bilang terima kasih! Ada lagi seorang teman yang ketika saya puji bajunya bagus
dia bilang”ah baju jelek gini kok! Lha kalau bajunya jelek kok dipakai?
Meningkatkan diri sendiri : setelah kamu mengenali dirimu
sendiri, menerima diri dan menghargai diri sendiri. Sekarangnya untuk
meningkatkan diri sendiri menuju next level. Mulai pikirkan kemampuan apa yang
bisa aku tingkatkan dan tambahkan. Jangan pernah berhenti untuk terus mencari
apa kelebihanmu dan bagaimana meningkatkannya. Ingat hanya kamu yang tahu apa
yang kamu butuhkan dan apa yang terbaik buat dirimu sendiri. Selalu jujur pada
diri sendiri dan mau terus berusaha untuk memberikan yang terbaik buat diri
sendiri. Mulai sadari apakah perilakumu saat ini akan menghasilkan kebaikan
buat dirimu atau tidak? Apakah yang kamu lakukan sekarang akan menghasilkan
kebaikan dimasa yang akan datang.
Terimalah
dirimu sepenuh hati, berubahlah bila kamu merasa perlu untuk berubah dan itu
untuk kebaikanmu. Bangunlah dirimu sendiri sesuai yang kamu harapkan dan
inginkan. Hiduplah untuk saat ini dan masa depan, belajar dari masa lalu. Orang
lain tidak akan bisa menjatuhkanmu kalau kamu tidak mengijinkan. Kamu tidak
bisa menjadi orang lain, begitu pula sebaliknya orang lain tidak bisa menjadi
dirimu, so hanya kamu sendiri yang bisa menjadi dirimu. Kalau kamu lesbian
tidak usah berpura pura menjadi straight dan juga tidak perlu berteriak teriak
di tengah mall mengatakan “Aku lesbian” atau show off menunjukkan diri lesbian
di ruang publik. Tetapi bagaimana menerima diri sebagai lesbian dan bagaimana
bisa menjadi lesbian yang terbaik buat diri sendiri dan orang lain. so be
smart lesbian as your self!
nice article.. nampar banget lho.. hahaha
BalasHapuskebetulan saya juga orang yang sering sekali mengalami krisis percaya diri...