Lebaran
sebentar lagi tiba, biasanya ini adalah moment yang mendebarkan buat
teman-teman L yang masih belum terbuka kepada keluarga. Apalagi kalau harus
pulang menemui keluarga atau harus ketemu keluarga besar. Apalagi kalau usia
kita sudah dianggap matang, sudah lulus kuliah, sudah bekerja, pasti akan ada
pertanyaan kapan akan menikah? Kalau penampilan kita butchi kita diminta dandan
lebih feminim, atau diminta memakai rok. Belum lagi kalau kita dicurigai
lesbian pasti akan ada tekanan, ceramah atau apa saja yang bermaksud
mencerahkan kita. Belum lagi kalau kita diceramahi soal agama, dosa dan
dibacakan ayat-ayat agar kita sadar. Mungkin yang paling ekstrem adalah kita
dikenalkan atau dijodohkan kepada pria pilihan keluarga.
Liburan
yang harusnya menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang mengkuatirkan. Tetapi semua
akan mudah kalau kita sudah mempunyai strategi dan mempersiapkan segala
kemungkinan. Kita akan lebih tenang dan tidak panik dalam menghadapi orang
tua.
Apa yang
harus dipersiapkan bila kita bertemu dengan orang tua atau keluarga besar ketika
pulang lebaran?
Kenali
dan pelajari:
pertama tentu kamu sudah mengetahui bagaimana situasi di rumah dan tanyakan
kepada diri sendiri seberapa berani kamu menghadapi situasi tersebut.
Apakah kamu siap untuk coming out dengan segala resiko terburuknya atau tidak.
Bila tidak siap sebaiknya bermain aman, tidak mengatakan yang sebenarnya
tentang orienatsimu, menghindari pembicaraan yang menyangkut masalah pacar,
jodoh dan lain sebagainya. Kalau kamu tidak siap konfrontasi dengan keluarga
sebaiknya tidak memaksakan diri. Karena ini dibutuhkan kesiapan secara
psikologis dan juga kesiapan lainnya. Misalnya: kalau terjadi kekerasan,
kemana kamu akan lari? Apakah kamu mempunyai teman yang bisa dijadikan tempat
berlari sementara.
Kelola Emosimu
: hubungan dengan
keluarga selalu menimbulkan ledakan emosi yang mendalam. Kita sudah terbiasa
dididik untuk menjadi anak yang baik, menurut kepada orang tua, berbakti.
Ketika menghadapi situasi seperti ini dan biasanya orang tua akan mengatakan
atau meminta untuk berbakti dan menurut. Disinilah emosi kita diuji dan kalau
kita tidak mempunyai mental yang kuat maka kita akan mengalami depresi atau
tertekan. Jadi bila menghadapi situasi seperti ini, tenangkan dirimu, berpikir
positif bahwa kamu berhak atas hidupmu sendiri, sekarang ini ortu sedang emosi
dan tidak tahu bahwa kamu juga bisa berhasil meskipun menjadi lesbian. Hindari
pertengkaran emosi dan menjauh sementara. Coba mengerti perasaan orang tua yang
takut akan masa depanmu dan kalau bisa menjelaskan bahwa kamu bisa berhasil
akan sangat baik, tapi kalau tidak bisa sebaiknya tunda dulu.
Kumpulkan
keberanian :
keberanian disini bukan untuk melawan kepada orang tua atau untuk kurang ajar
kepada orang tua. Tapi keberanian untuk menjelaskan atau menjawab dengan
sopan. Belajar menjelaskan biarpun kamu lesbian, kamu tetap beriman kepada
Tuhan, tetap beribadah, kamu tidak berbuat jahat, tidak membunuh orang.
Mulailah belajar berargumentasi yang bisa diterima, mungkin mereka tidak bisa
langsung menerima tetapi saya percaya bahwa mereka akan memikirkan argument
itu. hentikan argumentasi bila sudah mulai memanas dan tidak lagi kondusive.
Berlatihlah argumentasi, seandainya ortu tanya soal A jawaban apa yang akan
kamu katakana, kalau ditanya soal B apa yang akan kamu jawab. Dengan melakukan
brainstorming argumentasi ini kamu akan lebih siap dan berani. Alasan atau
argumentasi ini bisa kita dapatkan dengan mencari informasi dan
banyak-banyak membaca atau berdiskusi dengan teman terkait isu atau masalah
yang kemungkinan bakal kita hadapi atau kemungkinan akan ditanyakan. Untuk itu
perlu juga kita mengetahui karakter dari orang tua atau keluarga besar kita.
Selalu Siap
: ketahuan menjadi lesbian bisa terjadi kapan saja dan dari siapa saja. Kalau
kita selalu siap bila suatu hari atau suatu saat, orang tua atau anggota
keluarga mengetahui kalau kita Lsebian apa yang akan kita katakana atau apa
yang akan kita lakukan. Apakah secara financial atau keuangan kita sudah bisa
mandiri atau belum? Apakah kita mempunyai tabungan kalau seandainya kita harus
keluar dari rumah? Apakah kita mempunyai tempat sementara untuk keluar dari
rumah. Kalau seandainya kita belum bisa mandiri secara financial/keuangan,
sebaiknya kita menunda dulu untuk mengatakan yang sebenarnya. Apalagi kalau
kita masih membutuhkan biaya untuk sekolah atau kuliah. Perlu juga kita
memikirkan penyimpanan yang aman atas dokumen penting kita seperti ijasah atau
sertifikat milik kita yang sekiranya penting untuk masa depan kita. Hal ini
unutk mengantisipasi jika kita diusir atau terpaksa keluar dari rumah.
Jadi kita
harus mempunyai strategi dan harus cerdas secara emosi, sikap
dan pemikiran dalam menghadapi situasi dengan orang tuaatau keluarga besar
kita. Kita harus bisa menahan diri untuk coming out bila
keluarga adalah anti atau homophobia dan kita masih tergantung oleh mereka.
Tetapi kalau kamu sudah mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua, mungkin
kamu bisa perlahan-lahan melemparkan issue lesbian atau topik tentang LGBTI dan
mengajak mereka berdiskusi, tentunya dengan cara komunikasi yang disesuaikan
dengan kondisi, situasi dan waktu serta pemilihan kata dan bahasa tubuh yang
tepat agar kita tidak disalahkan atau tidak dianggap menggurui mereka.
So, buat
yang merayakan lebaran selamat berlebaran dan bagi yang tidak merayakan selamat
liburan dan selamat melakukan perjalanan mudik yang aman dan damai.
0 comments:
Posting Komentar