Searching...
Jumat, 10 Agustus 2012

Lebaran yang Damai buat Lesbian


Lebaran sebentar lagi tiba, biasanya ini adalah moment yang mendebarkan buat teman-teman L yang masih belum terbuka kepada keluarga. Apalagi kalau harus pulang menemui keluarga atau harus ketemu keluarga besar. Apalagi kalau usia kita sudah dianggap matang, sudah lulus kuliah, sudah bekerja, pasti akan ada pertanyaan kapan akan menikah? Kalau penampilan kita butchi kita diminta dandan lebih feminim, atau diminta memakai rok. Belum lagi kalau kita dicurigai lesbian pasti akan ada tekanan, ceramah atau apa saja yang bermaksud mencerahkan kita. Belum lagi kalau kita diceramahi soal agama, dosa dan dibacakan ayat-ayat agar kita sadar. Mungkin yang paling ekstrem adalah kita dikenalkan atau dijodohkan kepada pria pilihan keluarga.

Liburan yang harusnya menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang mengkuatirkan. Tetapi semua akan mudah kalau kita sudah mempunyai strategi dan mempersiapkan segala kemungkinan. Kita akan lebih tenang dan tidak panik dalam menghadapi orang tua.

Apa yang harus dipersiapkan bila kita bertemu dengan orang tua atau keluarga besar ketika pulang lebaran?

Kenali dan pelajari: pertama tentu kamu sudah mengetahui bagaimana situasi di rumah dan tanyakan kepada diri sendiri seberapa berani kamu menghadapi situasi tersebut. Apakah kamu siap untuk coming out dengan segala resiko terburuknya atau tidak. Bila tidak siap sebaiknya bermain aman, tidak mengatakan yang sebenarnya tentang orienatsimu, menghindari pembicaraan yang menyangkut masalah pacar, jodoh dan lain sebagainya. Kalau kamu tidak siap konfrontasi dengan keluarga sebaiknya tidak memaksakan diri. Karena ini dibutuhkan kesiapan secara psikologis dan juga kesiapan lainnya.  Misalnya: kalau terjadi kekerasan, kemana kamu akan lari? Apakah kamu mempunyai teman yang bisa dijadikan tempat berlari sementara.

Kelola Emosimu : hubungan dengan keluarga selalu menimbulkan ledakan emosi yang mendalam. Kita sudah terbiasa dididik untuk menjadi anak yang baik, menurut kepada orang tua, berbakti. Ketika menghadapi situasi seperti ini dan biasanya orang tua akan mengatakan atau meminta untuk berbakti dan menurut. Disinilah emosi kita diuji dan kalau kita tidak mempunyai mental yang kuat maka kita akan mengalami depresi atau tertekan. Jadi bila menghadapi situasi seperti ini, tenangkan dirimu, berpikir positif bahwa kamu berhak atas hidupmu sendiri, sekarang ini ortu sedang emosi dan tidak tahu bahwa kamu juga bisa berhasil meskipun menjadi lesbian. Hindari pertengkaran emosi dan menjauh sementara. Coba mengerti perasaan orang tua yang takut akan masa depanmu dan kalau bisa menjelaskan bahwa kamu bisa berhasil akan sangat baik, tapi kalau tidak bisa sebaiknya tunda dulu.

Kumpulkan keberanian : keberanian disini bukan untuk melawan kepada orang tua atau untuk kurang ajar kepada orang tua. Tapi keberanian untuk menjelaskan atau menjawab  dengan sopan. Belajar menjelaskan biarpun kamu lesbian, kamu tetap beriman kepada Tuhan, tetap beribadah, kamu tidak berbuat jahat, tidak membunuh orang. Mulailah belajar berargumentasi yang bisa diterima, mungkin mereka tidak bisa langsung menerima tetapi saya percaya bahwa mereka akan memikirkan argument itu. hentikan argumentasi bila sudah mulai memanas dan tidak lagi kondusive. Berlatihlah argumentasi, seandainya ortu tanya soal A jawaban apa yang akan kamu katakana, kalau ditanya soal B apa yang akan kamu jawab. Dengan melakukan brainstorming argumentasi ini kamu akan lebih siap dan berani. Alasan atau argumentasi ini bisa kita dapatkan  dengan mencari informasi dan banyak-banyak membaca atau berdiskusi dengan teman terkait isu atau masalah yang kemungkinan bakal kita hadapi atau kemungkinan akan ditanyakan. Untuk itu perlu juga kita mengetahui karakter dari orang tua atau keluarga besar kita.

Selalu Siap : ketahuan menjadi lesbian bisa terjadi kapan saja dan dari siapa saja. Kalau kita selalu siap bila suatu hari atau suatu saat, orang tua atau anggota keluarga mengetahui kalau kita Lsebian apa yang akan kita katakana atau apa yang akan kita lakukan. Apakah secara financial atau keuangan kita sudah bisa mandiri atau belum? Apakah kita mempunyai tabungan kalau seandainya kita harus keluar dari rumah? Apakah kita mempunyai tempat sementara untuk keluar dari rumah. Kalau seandainya kita belum bisa mandiri secara financial/keuangan, sebaiknya kita menunda dulu untuk mengatakan yang sebenarnya. Apalagi kalau kita masih membutuhkan biaya untuk sekolah atau kuliah. Perlu juga kita memikirkan penyimpanan yang aman atas dokumen penting kita seperti ijasah atau sertifikat milik kita yang sekiranya penting untuk masa depan kita. Hal ini unutk mengantisipasi jika kita diusir atau terpaksa keluar dari rumah.

Jadi kita harus mempunyai strategi dan harus cerdas secara emosi, sikap dan pemikiran dalam menghadapi situasi dengan orang tuaatau keluarga besar kita. Kita harus bisa menahan diri untuk coming out bila keluarga adalah anti atau homophobia dan kita masih tergantung oleh mereka. Tetapi kalau kamu sudah mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua, mungkin kamu bisa perlahan-lahan melemparkan issue lesbian atau topik tentang LGBTI dan mengajak mereka berdiskusi, tentunya dengan cara komunikasi yang disesuaikan dengan kondisi, situasi dan waktu serta pemilihan kata dan bahasa tubuh yang tepat agar kita tidak disalahkan atau tidak dianggap menggurui mereka.    

So, buat yang merayakan lebaran selamat berlebaran dan bagi yang tidak merayakan selamat liburan dan selamat melakukan perjalanan mudik yang aman dan damai. 

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!