Searching...
Selasa, 18 September 2012

Duh..susahnya ngomong sama pasangan!


Seorang teman mengeluh kalau dia sering bingung sama sikap pasangannya, yang kalo marah bisa nggak ngomong berhari-hari alias ngambek! Sedangkan teman Femme yang lain merasa kesal dengan pasangannya yang katanya nggak sensitive dengan perasaannya. Dia masih kesel, e..pasangan sudah lupa penyebab dia kesel. Ada lagi seorang teman yang merasa susah berbibacar dengan pasangannya karena setiap kali dia memberitahu kesalahan pasangan, pasangan langsung nangis dan menarik diri. Ada lagi seorang teman yang sering merasa kesal dengan pasangannya yang sering berubah-berubah dan tidak merasa bersalah dengan sikapnya ketika ditegur. Ada pula seorang teman yang merasa susah berkomunikasi dengan pasangannya karena pasangannya itu super cuek.  Dan yang satu lagi merasa kesal sama pasangannya yang selalu meninggalkan dia ditengah diskusi masalah mereka. Ada teman yang merasa tidak dihargai sama pasangannya karena setiap complainnya nggak pernah didengarkan oleh pasangannya.

Komunikasi dengan pasangan sering menjadi kendala dan kadang berakibat fatal terhadap relasi.
Komunikasi yang baik akan membuat sebuah relasi menjadi sehat dan menyenangkan. Tidak hanya menyehatkan dan menyenangkan tetapi juga membuat hubungan itu dapat bertahan dan langeng . Bagaimana berbicara dengan pasangan agar pasangan tidak tersinggung atau salah paham dengan ucapan kita.

Tenangkan diri
Jangan memulai komunikasi dengan keadaan emosi atau sedang kesal atau marah. Karena kata-kata kita pasti akan tidak rasional dan cenderung untuk menyerang. Kalau pasangan sedang marah dan emosi, usahakan tidak terpancing dengan kata-katanya. Tetap tenang dan mencari inti permasalahannya.

Pastikan pasangan siap berdiskusi
Setelah emosi menurun dan mulai tenang, pastikan kalau pasangan siap untuk bertukar pikiran mengenai masalah yang kalian hadapi. Tanya kepada pasangan apakah kalian bisa membahas masalah yang ada. apabila pasangan masih emosi dan menunjukan penolakan sebaiknya tunggu sampai dia siap untuk berkomunikasi

Berpikir dan bersikap positif
Mulailah dengan segala sesuatu dengan yang baik, termasuk dalam hal melihat pasangan. Jangan pernah berusaha mencari keburukan pasangan untuk menyerang dia. Tidak perlu mengingatkan pasangan dengan kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Kamu melakukan diskusi dengan niat yang tulus untuk memperbaiki relasi bukan untuk menghakimi pasangan, bukan mencari cari kesalahan pasangan tetapi bagaimana menemukan solusi buat hubungan kalian. Kalau kita bersikap seperti itu otomatis pasangan akan bersikap defensive dan akan menarik diri. Tunjukan sikap sayang, cinta dan kamu ingin memperbaiki hubungan.

Jangan mind reading
Kebanyakan dari kita cenderung suka membaca pikiran pasangan. Pasti dia gini atau pasti dia gitu. Karena apa yang kita kira belum tentu sama dengan yang dipikirkan pasangan. Kadang sering salah duga atau salah mengartikan apa yang dipikirkan pasangan.

Ungkapkan dengan jelas
Seringkali kita tidak pernah menyampaikan dengan jelas apa yang kita mau dan berharap pasangan kita mengerti apa yang kita mau. Jangan pernah menyamakan apa yang kamu rasakan dengan yang pasangan rasakan. Kita tidak akan bisa mendapatkan feedback seperti yang kita inginkan kalau kita tidak pernah menjelaskan apa yang kita inginkan. Ada sebuah cerita, seorang femme yang ingin hadiah ulang tahun sebuah kalung berliontin hati, lalu dia mencari cara menyampaikannya kepada pasangannya. Ketika mereka sedang bersama dia bercerita kepada pasangannya kalau dia bermimpi mendapatkan kalung ber-liontin. “Apa ya yang artinya mimpiku itu?tanya sang Femme. Kamu lihat aja besok”kata sang Butchi. Dengan perasaan dag dig dug, sang Femme menunggu kedatangan pasangannya yang ternyata memang datang membawa bungkusan dihari ulang tahunnya. Dia buka hadiah ulang tahun dengan perasaan senang luar biasa. ketika dibuka ternyata sebuah buku tafsir mimpi. Dan kecewalah sang femme.

Membesarkan masalah
Seringkali kalau pasangan bertengkar tiba-tiba menjadi ahli sejarah dan pandai berhitung. Mereka langsung mengingat semua kesalahan-kesalahan pasangan dimasa lalu. “Dulu, kamu pernah gini atau gitu! Terus dilanjut “Sudah berapa kali kamu melakukan kesalahan ini, atau ini bukan yang pertama kamu seperti ini!”  Kamu itu selalu gitu deh! Dan nggak pernah gini deh! Coba tanya pada diri sendiri apakah dia memang ‘selalu’ dan tidak pernah sekalipun melakukan sesuatu yang baik? Apakah benar dia tidak pernah melakukan? Sekalipun tidak pernah? Pasti kalau ditanya dalam keadaan baik atau sadar jawabannya pasti beda. Kita jadi cenderung membesar-besarkan masalah atau membandingkan dengan orang lain atau membandingkan dengan lainnya.  Jadi sebaiknya tetap focus dengan masalah yang ada dan tidak mencampur adukan dengan hal lainnya.

Apa yang saya tulis diatas memang tidak gampang dipraktekan dan memerlukan usaha bersama. Akan lebih baik kalau artikel ini dibaca bersama dengan pasangan dalam keadaan santai dan mendiskusikannya bersama. Misalnya: kalau aku marah, kamu ingatin aku ya. Ato untuk pasangan yang suka menarik diri dan diam kalau marah, kamu bisa tanya e sayang kalau kamu marah, gmana ya caranya agar aku bisa mengerti apa yang membuat kamu marah atau kesal, kamu ingin aku bersikap seperti apa? Jadi coba mulai komunikasikan dalam keadaan santai tanpa bermaksud menyerang, menjatuhkan atau menghakimi pasangan. 

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!