Bagaimana Menjadi Lesbian yang Cerdas Secara Emosional

Pagi ini melihat posting dari seorang teman mengenai kasus penyiletan di wajah oleh seorang perempuan karena cemburu. Beritanya menjadi heboh ketika yang melakukan itu seorang lesbian. Ceritanya si cewek ini cemburu karena pacarnya sering bbm-an dengan korban. Ketika pacarnya ditanya dia hanya mengatakan teman dan si cewek masih merasa tidak suka lalu mendatangi korban. Pertengkaran mulut yang berakhir dengan penyiletan.

Sebelumnya, saya juga melihat beberapa kali di wall teman L yang marah-marah, mencaci maki dengan segala macam bahasa dan penghuni kebun binatang. Semuanya keluar, karena cemburu dengan pacarnya. Atau juga foto seorang L yang melukai tangannya sendiri, juga lagi-lagi karena kecewa dan cemburu dengan pacarnya. Tidak hanya itu saja, karena merasa kesal ditinggal pacarnya seorang teman L, menghujat dan menggunakan dogma dan stigma negatif untuk menghina semua Lesbian.

Belum lagi ketika diputus pasanganya dan merasa tidak terima lalu dia mengancam akan melaporkan mantannya itu ke orangtuanya, atau menyebarkan berita yang tidak baik di tempat kerja mantannya, atau mengancam melakukan kekerasan. Masih banyak lagi contoh yang mungkin teman-teman melihat atau mengalami sendiri.

Setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda ketika mendefinisikan emosi. Beberapa orang membuat perbedaan antara emosi dengan perasaan, dan mengatakan bahwa perasaan adalah bagian dari respon emosi, sedangkan emosi meliputi situasi atau pengalaman, interpretasi, persepsi, dan respon atau perasaan yang terkait dengan pengalaman situasi tertentu. Menurut John D. (Jack) Mayer mengatakan, "Emosi beroperasi pada berbagai tingkatan. Mereka memiliki aspek fisik maupun aspek psikologis. Emosi merupakan jembatan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang.  Mereka beroperasi di setiap bagian dari seseorang, mereka mempengaruhi banyak aspek dari seseorang tersebut, dan orang tersebut mempengaruhi banyak aspek emosi ".

Kalau melihat kasus diatas bisa dikatakan bahwa mereka tidak mempunyai kecerdasan secara emosional. Daniel Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosional bukan merupakan kemampuan yang bersifat bawaan, tetapi dapat dipelajari dan dikembangkan secara terus-menerus. Orang yang cakap secara emosional merupakan orang yang dapat menarik keuntungan dalam semua segi kehidupan, termasuk dalam hubungan yang mendalam dan penuh cinta dengan orang lain, mampu mengenali emosi pada orang lain dan penuh perhatian. Sedangkan individu yang tidak mampu mengontrol kehidupan emosinya dapat merusak kemampuan mereka dalam bekerja dan mempengaruhi pikiran yang jernih. Jadi bagaimanakah kita bisa menjadi lesbian yang cerdas secara emosional? Inilah hal-hal yang harus kita ketahui :

Mengenali Emosi Diri

Yaitu kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu.  Anda dapat  mengenali dan menyadari suasana hati anda. Ketika anda sedang bad mood, anda tidak terus menerus terbelenggu oleh perasaan tetapi segera mengatasinya dan keluar dari suasana hati yang tidak menyenangkan itu. Jika anda orang yang mudah marah atau sering dikuasai oleh emosi yang negatif. Kenalilah perasaan itu, kapan perasaan itu muncul atau saat apa perasaan itu datang sehingga anda bisa mengantisipasi atau mencegahnya bila perasaan itu datang, setidaknya anda bisa mengalihkan atau menetralisasikannya. Bila perlu buat catatan kapan saat-saat itu muncul. 

Mengolah Emosi

Yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi, menangani perasaan agar terungkap dengan pas. Setelah anda dapat mengenali emosi, anda dapat mengolah perasaan anda, menenangkan diri  dan mampu melepaskan diri dari perasaan itu. Anda dapat mengatur emosi anda dan menyeimbangkannya menjadi energi yang baik bukan menekan emosi itu. Mengolah emosi adalah kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam mengolah emosi akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan. Misalnya : Kalau kamu merasa marah atau cemburu dengan pasangan, usahakan untuk menenangkan diri dulu. Kalau mau pasang status atau sms jangan langsung dipost tetapi diamkan dulu sesaat.

Memotivasi diri sendiri

Yaitu kecakapan mengendalikan dorongan hati. Bagaimana seseorang dapat memotivasi diri sendiri, berpikiran positif dan mempunyai semangat yang besar untuk  keluar dari kesulitan serta meraih apa yang diinginkan. Setiap orang pernah mengalami bad mood atau berada disituasi yang tidak menyenangkan. Kita boleh berduka dan beri waktu buat diri sendiri. Tetapi setelah itu segera bangkit dan memulai hidup baru. Tidak ada orang yang bisa memotivasi kita kecuali diri kita sendiri. Kita mau terus terpuruk atau bangkit, itu adalah keputusan kita sendiri. Pacar bisa datang dan pergi, tetapi hidup kita, kita yang menentukan sendiri.

Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut berperan dalam aneka kehidupan. Mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

Misalnya kita harus tahu apakah pasangan kita sedang bad mood atau tidak sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan. Jangan pasangan sedang bad mood kita malah buat masalah yang akan memicu pertengkaran. Sudah tahu pacarnya seorang cemburu, dia malah mencari gara-gara dengan sering menghilang tanpa memberitahu.

Membina Hubungan

Kemampuan mengendalikan emosi, baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, sehingga memungkinkan terciptanya pergaulan atau hubungan sosial yang nyaman dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan dalam mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan, motif dan keprihatinan orang lain. Pemahaman akan bagaimana perasaan orang lain dapat membawa ke suatu keintiman yang menyenangkan atau perasaan kebersamaan.

Misalnya kita harus tahu apakah teman kita itu mempunyai pandangan yang positif atau negatif mengenai lesbian. Bila dia mempunyai pandangan yang positif kita bisa membuka diri mengenai diri kita. Akan tetapi bila dia mempunyai pandangan yang negatif sebaiknya kita tidak membicarakan orientasi kita meskipun dia sudah mengetahui kalau kita seorang lesbian.

Apa yang saya terangkan diatas memang bukan hal yang mudah. Kalau hanya sekedar membaca pastilah bisa akan tetapi apakah bisa kita menjalankannya? Butuh keberanian,  kesabaran dan kerja keras untuk menjadi orang yang cerdas secara emosional. Tidaklah mudah menjadi orang yang cerdas secara emosional tanpa kemauan dan usaha yang keras. Oleh karena itu marilah kita melatih kecerdasan emosional kita. Sebab menjadi seorang lesbian yang tangguh  dibutuhkan kecerdasan emosional yang tinggi untuk menghadapi tantangan yang berat.