Beberapa hari yang lalu
ada yang berdebat apakah lesbian itu takdir atau bukan. Ada yang beranggapan
bahwa itu bukan takdir dan menganggap itu pengaruh dari lingkungan sehingga seseorang
menjadi lesbian. Tiba-tiba saya berpikir, seandainya saya bisa mempengaruhi
Agnes Monica atau Cut Meyriska menjadi lesbian dan menjadikan pacar saya tentu
akan membahagiakan. Kata temanku “Kamu memang selalu pengen melesbiankan orang!
“Ahh..seandainya saya bisa!Jawabku. Tetapi kenyataan tidak bisa, saya pernah
mengalami fase dimana saya jomblo sampai 4 tahun tidak mendapatkan pacar.
Apalagi di jaman saya sangat sulit menemukan komonitas lesbian di sekitar saya.
Dan saya tidak bisa mempengaruhi teman wanita saya untuk jadi lesbian dan mau
jadi pacar saya.
Sejak adanya internet
apalagi sosial media, sangat muda sekali buat lesbian untuk menemukan komunitas
ataupun pasangan. Begitu juga dengan informasi mengenai orientasi seksual
ataupun identitas gender. Beda dengan saya yang naksir cewek mulai SD tetapi
tidak pernah tahu apa itu namanya, hingga SMP kelas 3 baru tahu kalau menyukai
perempempuan itu namanya lesbian. Bahkan
ketika tahu bahwa aku lesbian juga tidak tahu harus bagaimana dan kemana. Suka
dengan teman sekelas tetapi tidak berani menyatakan dan tidak tahu apakah dia lesbian
atau tidak.
Sekarang kalau dilihat
anak lesbian makin muda usianya ketika coming out atau menemukan komunitasnya.
Derasnya informasi dan mudahnya orang menemukan kenalan lewat FB atau aplikasi
lainnya juga berdampak bagi lesbian itu sendiri. Karena FB ada yang menemukan
pasangannya tetapi ada juga yang menjadi korban penipuan atau mengalami
kekerasan. Sebetulnya saya bukan ingin bercerita soal sosial media atau
lainnya. Saya cuma mencoba menyimpulkan atau lebih tepatnya mengambil pelajaran
dari pengalaman saya atau teman-teman lesbian lainnya.
Setiap orang pasti
mempunyai pengalaman yang berbeda beda dalam perjalanan hidupnya. Perjalanan
yang paling berat adalah ketika seseorang harus mengalami perasaan berdosa akan
orientasi seksualnya. Saya termasuk orang yang beruntung karena saya dibesarkan
dikeluarga yang beragama kepercayaan sehingga tidak ada pendidikan soal dosa
menjadi lesbian. Bahkan ketika saya mulai belajar agama Katolik saya juga tidak
mengalami perasaan bersalah itu. Saya juga beruntung bukan dibesarkan dari
keluarga yang menganut paham perempuan harus menikah dan mempunyai anak,
sehingga saya tidak mengalami tekanan untuk menikah.
Tetapi di luar sana
banyak sekali teman-teman lesbian yang tidak beruntung. Mereka harus mengalami struggles ketika tahu dirinya lesbian. Saya
mempunyai teman yang merasa berdosa menjadi lesbian sehingga setiap kali habis
bercinta dia selalu melakukan pengakuan dosa. Ada juga yang harus putus dengan
pacarnya setelah bertahun-tahun pacaran dan tiba-tiba pacarnya merasa berdosa
dan tidak mau lagi ML. Saya tidak ingin berbicara soal dosa, takdir atau bukan
atau tentang Tuhan. Menurut saya setiap orang harus bisa menemukan kedamaian
dalam dirinya, berdamai dengan Tuhannya masing-masing, apapun agamanya atau kepercayaannya.
Menjadi lesbian bukan berarti kamu tidak
beriman dan beragama. Saya memang tidak mempunyai kemampuan berbicara soal
Agama tetapi saya selalu percaya bahwa Tuhan itu penuh cinta kasih. Biarkan
nanti Tuhan yang memutuskan saya ini berdosa atau tidak bila saatnya tiba.
Bukan manusia lain yang memutuskan dan yang terpenting Saya selalu berdoa dan
dan beriman kepada Tuhan.
Saya percaya bahwa hidup
itu perjalana dan bagaimana kita memaknai atau belajar dari perjalanan hidup
kita atau orang lain. Saya juga tahu bahwa kita tidak hidup sendirian di dunia
ini, tetapi bersosialisasi dan beradaptasi dengan manusia lain dan alam
semesta. Seperti Hero’s journey, Setiap orang mempunyai lakonnya sendiri dan
berjuang dalam hidupnya sendiri. Dalam perjalanan itu kita bisa saja menemukan
musuh atau sahabat, menemukan rintangan, melewati jalan yang terjal, kita juga
akan diuji dengan segala cobaan, menghadapi ketakutan dan lain sebagainya. Kita
juga akan menemukan orang yang menyemangati tetapi ada juga orang melemahkan
kita, membuat kita takut dan terpuruk. Saya tahu itu semua tidaklah mudah dan
kadang meninggalkan luka yang mendalam.
Saya tahu banyak
informasi mengenai lesbian, ada yang mendukung ada pula yang menghujat. Begitu
banyak teori mengenai lesbian baik yang ilmiah maupun yang ilmu ‘gathuk’ atau
dicocok-cocokan. Tetapi sebetulnya yang paling penting adalah bagaimana
seseorang menemukan identitas dirinya dan bisa berdamai dengan dirinya.
Bagaimana dia bisa melalui jalan yang terjal dan menghadapi orang lain kalau
orang tersebut belum bisa menerima dirinya dan berdamai. Tidak ada teori yang
tepat dan cocok 100% yang bisa menjelaskan kenapa aku seperti ini atau menjadi
seperti ini. Jawaban itu bukan di luar sana tetapi temukan dalam dirimu sendiri
dan jadikan itu kekuatan kamu untuk menjalani Hero’s journey mu dan keluar
sebagai hero buat diri sendiri dan orang yang kamu sayangi.
Menurut Joseph Campbell ada
beberapa tahap dalam Hero’s journey yang saya rasa sama dengan perjalanan
pencarian identitas teman-teman lesbian.
Tahapan itu adalah :
THE ORDINARY WORLD.
Ditahap ini kita merasa tidak nyaman, tidak mudah dan bagaimana memberitahu
identitas kita kepada orang lain bila ada yang bertanya. Semua jadi seperti
salah dan sangat membuat tertekan.
THE CALL TO
ADVENTURE. Situasi yang semakin menekan dengan banyaknya orang yang mulai
menyadari perbedaan kita ada yang mulai mencurigai kita kalau kita lesbian. Dan
kita mulai menghadapi perubahan sikap dari orang sekitar kita. Misalnya mulai
bertanya cara kamu berdandan atau kenapa tidak punya pacar cowok, dll
REFUSAL OF THE
CALL. Disini mulai merasakan ketakutan yang tidak jelas dan kadang merasa
ada keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita mulai meragukan
semuanya dan merasakan penyankalan pada diri sendiri.
MEETING WITH THE
MENTOR. Pada tahap ini seorang lesbian mulai mencari role model, dia
mulai menemukan panutan, atau mentor yang bisa dijadikan mentor, dimintai
pendapat yang membantu dirinya untuk menemukan jalan hidupnya.
CROSSING THE
THRESHOLD. Pada tahap ini dia mulai memutuskan apa yang diinginkan dalam
hidupnya. Dan mulai perjalanan hidupnya yang baru dengan segala macam
aturannya.
TESTS, ALLIES AND
ENEMIES. Dia mulai bisa membedakan mana yang sahabat dan mana yang mush,
mulai menemukan komunitas dan memulai perjuangannya.
APPROACH. Dia mulai
berani coming out dan menjadi pejuang HAM membela hak-haknya meskipun tidak
harus menjadi aktivis, setidaknya dia sudah mulai berani memperjuangkan dirinya
sendiri untuk menentukan apa yang dia mau
THE ORDEAL. Dia
berani menghadapi orang-orang disekitarnya, berani menghadapi ketakutan
terbesarnya. Mulai berani melawan dan membela dirinya.
THE REWARD. Karena
dia berani menghadapi ketakutannya dan menghadapi lingkungannya. Dia
mendapatkan hadiah yaitu kenyamanan akan dirinya dan identitasnya. Mulai timbul
rasa percaya dirinya dan merasakan kebahagian dalam menjalani hidupnya.
THE ROAD BACK. Setelah
melewati perjalanan hidup dan pendewasaan, dia mulai mengerti dan tahu apa yang
diinginkan. Biasanya pada tahap ini hubungan dengan keluarga juga sudah mulai
membaik dan berdamai.
THE RESURRECTION. Setelah
menghadapi berbagai cobaan dan rintangan dalam menemukan jatidiri. Segala
kegelisahan sejak awal sudah terjawab dan seperti terlahir kembali menjadi
pribadi yang kuat dan percaya diri.
RETURN WITH THE
ELIXIR. The hero returns home or continues the journey, pada sesi ini
seseorang biasanya sudah menemukan jati dirinya, sudah berdamai dengan dirinya
dan keluarganya. Mereka telah diterima kembali dalam keluarga dan orang di
sekitarnya. Dan telah menjadi telah yakin dengan pilihannya.
saya seorang B. saya baru putus dari F saya awal ramadhan kemarin. hubungan kami sudah 4,6th. kami menjalin hubungan sejak SMA. awalnya kami putus karena ada orang ketiga dan yang buat saya sakit hati itu adalah seorang pria yang ada di antara kami. mereka menjalin hubungan dari bulan mei lalu. awalnya saya sakit hati sekali tapi entah kenapa dengan begitu cepatnya saya bisa memaafkan dia. tadinya saya memberi dia pilihan, jika dia masih tetap dengan laki2 itu, saya yang akan pergi jauh tetapi dia memohon2 supaya saya gak pergi dari hidupnya. akhirnya tanpa paksaan, dia memutuskan laki2 itu. sekarang status kami hanya adik kaka, begitu permintaan dia. dia belajar lurus untuk orang tuanya. padahal saya ingin sekali menikah dengan dia yang tentunya saya in harus menjadi laki2. itu sudah saya pikirkan disaat hubungan kami masih harmonis.. saya semakin mencintai dia sampai detik ini. saya masih melihat jelas dimatanya rasa cinta untuk saya.
BalasHapusmenurut anda bagaimana seharusnya saya? saya ingin sekali menjadi laki2 untuknya bukan karena kami putus tapi saya benar2 tulus dan itu yang saya mimpikan selama ini.. mohon sharing ya
saya seorang B. saya baru putus dari F saya awal ramadhan kemarin. hubungan kami sudah 4,6th. kami menjalin hubungan sejak SMA. awalnya kami putus karena ada orang ketiga dan yang buat saya sakit hati itu adalah seorang pria yang ada di antara kami. mereka menjalin hubungan dari bulan mei lalu. awalnya saya sakit hati sekali tapi entah kenapa dengan begitu cepatnya saya bisa memaafkan dia. tadinya saya memberi dia pilihan, jika dia masih tetap dengan laki2 itu, saya yang akan pergi jauh tetapi dia memohon2 supaya saya gak pergi dari hidupnya. akhirnya tanpa paksaan, dia memutuskan laki2 itu. sekarang status kami hanya adik kaka, begitu permintaan dia. dia belajar lurus untuk orang tuanya. padahal saya ingin sekali menikah dengan dia yang tentunya saya in harus menjadi laki2. itu sudah saya pikirkan disaat hubungan kami masih harmonis.. saya semakin mencintai dia sampai detik ini. saya masih melihat jelas dimatanya rasa cinta untuk saya.
BalasHapusmenurut anda bagaimana seharusnya saya? saya ingin sekali menjadi laki2 untuknya bukan karena kami putus tapi saya benar2 tulus dan itu yang saya mimpikan selama ini.. mohon sharing ya