Semalam saya ngobrol
dengan para sahabat. Salah satunya adalah seorang bucthi, wajahnya
ganteng penampilan keren dan bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal,
usianya masih muda. Dia memiliki pasangan dan sudah berelasi selama 4
tahun. Keluarganya sudah mengetahui kalau dia L dan bisa menerima keadaannya.
Dia mengeluh kalau
pasangannya itu selalu menghindar ketika diajak berbicara tentang masa depan
mereka. Keluarga pasangannya tidak tahu kalau anaknya L. Sang pacar masih
mempunyai keinginan suatu saat, sebelum umur 30 dia akan menikah dengan cowok
dan mempunyai anak. Ketika sahabat saya ini mengajak putus agar sang femme
punya kesempatan untuk mencari laki-laki, dia tidak mau. Katanya sebelum hari
“H” atau sebelum ada janur melengkung dia masih ingin bersama sahabat saya ini.
Hubungan mereka seperti
permainan yo-yo yang naik turun. Setiap kali membicarakan hal ini, sang
femme selalu marah-marah dan mengangap sahabat saya “Lebay” dan dia pergi
meninggalkannya begitu saja. Dia akan membereskan barang-barang yang ada di
kost sahabat saya. Tetapi seminggu kemudian dia akan kembali lagi dan bersikap
sangat manis.
Keadaan seperti ini
sering dialami teman-teman L, khususnya yang masih muda usia 20-30 tahunan.
Banyak femme muda sering merasa bahwa suatu saat dia harus menikah dengan
seorang cowok, berkeluarga dan memiliki anak. Mereka menganggap bahwa apa yang
dilakukan sekarang ini adalah sementara dan tidak ingin selamanya “jadi
lesbian”. Meskipun ada juga femme muda yang sudah mantap dengan pilihannya
lho...
Keadaan seperti inilah
yang sering membuat teman-teman bucthi menjadi galau. Mereka berharap suatu
saat femmenya bisa berubah pikiran seiring dengan berjalannya waktu. Lalu saya
tanya kalau mereka tidak berubah pikiran dan tetap ingin menikah lalu
meningalkan dia begitu saja. Apakah kamu siap? Teman saya mengatakan, kalau
femmenya mau tetap sama dia meskipun dia sudah menikah dan menjalani dua
kehidupan. “Apakah kamu mau?Tanya saya. Dia hanya menggelengkan kepalanya.
Lalu untuk apa menjalani
hubungan kalau tahu suatu saat dia akan ditinggal menikah dan kenapa harus
membuang waktu dengan seseorang yang tidak ingin menjalani hidup bersama kita?
Bukankah lebih baik sakit sekarang daripada makin lama dan sakit hatinya makin
dalam.
Apakah tidak lebih baik
memutuskan hubungan yang tidak jelas itu dan mencari femme lain yang mau diajak
untuk hidup bersama sampai tua? Dan seorang butchi lain bertanya “Cari dimana
ya Kak, femme yang mau diajak tua bersama?
Padahal banyak juga femme
yang mencari butchi yang serius berelasi dan bukan hanya having sex saja.
Mungkin juga ini dikarenakan pe-label-an yang masih kuat di kalangan lesbian
muda, sehinga mereka mengkotak-kotakan diri mereka, dan mempunyai stereotipe
tertentu tentang femme dan butchi.
Banyak pasangan muda yang
tidak pernah memikirkan hubungan mereka itu akan sampai dimana dan akan kemana.
Mereka menganut filosofi air mengalir. Katanya”Ya, mengalir aja kak!"
Padahal air itu selalu mengalirnya ke bawah lho. Apakah berarti hubungan mereka
akan lebih buruk nantinya? Dan sahabat saya itu bertanya, “Apakah aku harus
memutuskan pacarku itu kak? Terus terang saya masih mencintai dia!”
Saya tidak bisa ikut memutuskan
karena itu adalah keputusan dia sendiri, dan dia yang akan menjalani hidupnya.
Saya cuma mengatakan, Untuk apa menjalin hubungan yang pada akhirnya ditinggal
juga, kamu harus cukup cerdas melihat dan memutuskan. Apakah tidak lebih baik
bila mulai memikirkan masa depan dan karir sendiri. Mulai membuat goal yang
tepat dan benar untuk dicapai. Tanyakan pada diri sendiri untuk apa kamu ingin
mempunyai pasangan? Cuma untuk Having fun
atau untuk bersama selamanya?
Apakah kamu pernah
memikirkan bagaimana kamu bisa menghidupi dan membahagiakan? Percuma mempunyai
pasangan kalau kita tidak bisa membahagiakan, karena cinta juga butuh
uang. Kamu meminta pasangan untuk hidup bersama kamu, tapi kalau kamu
tidak bisa menghidupi dan membahagiakan, bukankah itu akan menyengsarakan orang
lain!
Mengenai pasangan, pasti
akan ada seseorang di luar sana yang akan mau diajak berbagi, saling mendukung
dan bertumbuh bersama. Untuk apa menjalin relasi kalau pasangan kita itu
tidak bisa mendukung kita dan dia sendiri tidak tahu akan kemana masa depannya.
Dan pasti suatu saat akan terpisah oleh jalannya waktu. Tidak perlu kuatir
tidak mendapat pasangan atau merasa desperate sampai akhirnya ngawur-ngawur
cari pasangan yang penting ada. Kalau kamu sudah mapan dan tercukupi pasti akan
lebih mudah untuk membina relasi.
Jadi tidak perlu berkecil
hati atau putus asa dalam membina relasi. Namun pastikan hubungan itu sehat dan
bisa saling bertumbuh satu sama lain. Tidak menghambat kemajuan satu sama lain
dan tidak ada penguasaan terhadap pribadi yang lain atau kekerasan psikologis.
Mari menjalani relasi yang sehat dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Tanyakan pada diri sendiri dan pasangan, mau dibawa kemana hubungan kita?
samaa kyak aku ka,, ,tp pcarku ituu justru butchy ;(
BalasHapusak suka tema ini.. seperti katak dalam tempurung/lingkaran setan,, sungguh sedih dan miris dengan fenomena dunia L yg berakhir dg menikah (dg lk2), perselingkuhan, have fun,dll. Hanya segelintir L yg benar2 serius hingga maut pisahkan. Dan itupun langka. Dimanakah L serius itu??? thaliaputri6@gmail.com
BalasHapusGue Butchy.. lagi cari femme yg bisa diajak menua bersama.. email langsung kesini ya oemade150@gmail.com
BalasHapus