Searching...
Jumat, 03 Januari 2014

Mau dibawa kemana hubungan kita?

Semalam saya ngobrol dengan para sahabat. Salah satunya adalah  seorang bucthi, wajahnya ganteng penampilan keren dan bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal, usianya masih muda. Dia memiliki pasangan dan sudah berelasi selama  4 tahun. Keluarganya sudah mengetahui kalau dia L dan bisa menerima keadaannya.

Dia mengeluh kalau pasangannya itu selalu menghindar ketika diajak berbicara tentang masa depan mereka. Keluarga pasangannya tidak tahu kalau anaknya L. Sang pacar masih mempunyai keinginan suatu saat, sebelum umur 30 dia akan menikah dengan cowok dan mempunyai anak. Ketika sahabat saya ini mengajak putus agar sang femme punya kesempatan untuk mencari laki-laki, dia tidak mau. Katanya sebelum hari “H” atau sebelum ada janur melengkung dia masih ingin bersama sahabat saya ini.

Hubungan mereka seperti permainan yo-yo yang  naik turun. Setiap kali membicarakan hal ini, sang femme selalu marah-marah dan mengangap sahabat saya “Lebay” dan dia pergi meninggalkannya begitu saja. Dia akan membereskan barang-barang yang ada di kost sahabat saya. Tetapi seminggu kemudian dia akan kembali lagi dan bersikap sangat manis.

Keadaan seperti ini sering dialami teman-teman L, khususnya yang masih muda usia 20-30 tahunan. Banyak femme muda sering merasa bahwa suatu saat dia harus menikah dengan seorang cowok, berkeluarga dan memiliki anak. Mereka menganggap bahwa apa yang dilakukan sekarang ini adalah sementara dan tidak ingin selamanya “jadi lesbian”. Meskipun ada juga femme muda yang sudah mantap dengan pilihannya lho...

Keadaan seperti inilah yang sering membuat teman-teman bucthi menjadi galau. Mereka berharap suatu saat femmenya bisa berubah pikiran seiring dengan berjalannya waktu. Lalu saya tanya kalau mereka tidak berubah pikiran dan tetap ingin menikah lalu meningalkan dia begitu saja. Apakah kamu siap? Teman saya mengatakan, kalau femmenya mau tetap sama dia meskipun dia sudah menikah dan menjalani dua kehidupan. “Apakah kamu mau?Tanya saya. Dia hanya menggelengkan kepalanya.

Lalu untuk apa menjalani hubungan kalau tahu suatu saat dia akan ditinggal menikah dan kenapa harus membuang waktu dengan seseorang yang tidak ingin menjalani hidup bersama kita? Bukankah lebih baik sakit sekarang daripada makin lama dan sakit hatinya makin dalam.

Apakah tidak lebih baik memutuskan hubungan yang tidak jelas itu dan mencari femme lain yang mau diajak untuk hidup bersama sampai tua? Dan seorang butchi lain bertanya “Cari dimana ya Kak, femme yang mau diajak tua bersama?

Padahal banyak juga femme yang mencari butchi yang serius berelasi dan bukan hanya having sex saja. Mungkin juga ini dikarenakan pe-label-an yang masih kuat di kalangan lesbian muda, sehinga mereka mengkotak-kotakan diri mereka, dan mempunyai stereotipe tertentu tentang femme dan butchi.

Banyak pasangan muda yang tidak pernah memikirkan hubungan mereka itu akan sampai dimana dan akan kemana. Mereka menganut filosofi air mengalir. Katanya”Ya, mengalir aja kak!" Padahal air itu selalu mengalirnya ke bawah lho. Apakah berarti hubungan mereka akan lebih buruk nantinya? Dan sahabat saya itu bertanya, “Apakah aku harus memutuskan pacarku itu kak? Terus terang saya masih mencintai dia!”

Saya tidak bisa ikut memutuskan karena itu adalah keputusan dia sendiri, dan dia yang akan menjalani hidupnya. Saya cuma mengatakan, Untuk apa menjalin hubungan yang pada akhirnya ditinggal juga, kamu harus cukup cerdas melihat dan memutuskan. Apakah tidak lebih baik bila mulai memikirkan masa depan dan karir sendiri. Mulai membuat goal yang tepat dan benar untuk dicapai. Tanyakan pada diri sendiri untuk apa kamu ingin mempunyai pasangan? Cuma untuk Having fun atau untuk bersama selamanya?

Apakah kamu pernah memikirkan bagaimana kamu bisa menghidupi dan membahagiakan? Percuma mempunyai pasangan kalau kita tidak bisa membahagiakan, karena cinta juga butuh uang.  Kamu meminta pasangan untuk hidup bersama kamu, tapi kalau kamu tidak bisa menghidupi dan membahagiakan, bukankah itu akan menyengsarakan orang lain!

Mengenai pasangan, pasti akan ada seseorang di luar sana yang akan mau diajak berbagi, saling mendukung  dan bertumbuh bersama. Untuk apa menjalin relasi kalau pasangan kita itu tidak bisa mendukung kita dan dia sendiri tidak tahu akan kemana masa depannya. Dan pasti suatu saat akan terpisah oleh jalannya waktu. Tidak perlu kuatir tidak mendapat pasangan atau merasa desperate sampai akhirnya ngawur-ngawur cari pasangan yang penting ada. Kalau kamu sudah mapan dan tercukupi pasti akan lebih mudah untuk membina relasi.


Jadi tidak perlu berkecil hati atau putus asa dalam membina relasi. Namun pastikan hubungan itu sehat dan bisa saling bertumbuh satu sama lain. Tidak menghambat kemajuan satu sama lain dan tidak ada penguasaan terhadap pribadi yang lain atau kekerasan psikologis. Mari menjalani relasi yang sehat dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Tanyakan pada diri sendiri dan pasangan, mau dibawa kemana hubungan kita?

3 comments:

  1. samaa kyak aku ka,, ,tp pcarku ituu justru butchy ;(

    BalasHapus
  2. ak suka tema ini.. seperti katak dalam tempurung/lingkaran setan,, sungguh sedih dan miris dengan fenomena dunia L yg berakhir dg menikah (dg lk2), perselingkuhan, have fun,dll. Hanya segelintir L yg benar2 serius hingga maut pisahkan. Dan itupun langka. Dimanakah L serius itu??? thaliaputri6@gmail.com

    BalasHapus
  3. Gue Butchy.. lagi cari femme yg bisa diajak menua bersama.. email langsung kesini ya oemade150@gmail.com

    BalasHapus

 
Back to top!